v

2.1K 532 149
                                    

📜

Menurutnya kejadian yang berlangsung selama ini mengada-ada. Apa yang terjadi mungkin saja hanya ilusi pikir belaka, sebab mengikuti sepak pikir orang-orang tersebut ia merasa tak sama sekali mendapat jawaban. Persis ketika haus di tengah padang gurun dan kamu melihat sebuah danau di tengah-tengah sekumpulan pasir yang tandus; dan ketika kamu berjalan mendekatinya, ternyata itu sebuah ilusi──bukan oasis yang kamu harapkan.

Seminggu belakangan ritual pengusiran iblis dari tubuh Hellen tak benar-benar berhasil. Segala daya upaya telah ia dan Romo Daniel lakukan, tetapi Seok Jin merasa apa yang ia kerjakan terasa samar; tak membuahkan hasil sama sekali. Hellen tidak sembuh, tetapi Seok Jin melihat gadis itu semakin sakit.

"Huh ...." Seok Jin menghela napas, meletakan kacamatanya di atas meja lantas menopang wajah dengan kedua lengan. Ini tidak masuk akal, batinnya.

Kalau Hellen memang mengalami kasus kerasukan roh jahat atau iblis dan sejenisnya, maka dengan melakukan pengusiran secara rohani, seharusnya gadis itu akan sembuh──paling tidak membaik. Tetapi, tidak demikian yang terjadi. Hellen semakin parah; tubuhnya semakin kurus dan pucat, seolah-olah ia tidak lagi memiliki darah. Kulitnya mengeriput, menampakan tulang belulangnya serta rambut yang kian hari rontok secara beringas.

Iblis tak boleh dipercaya. Lagipula saya percaya pada kekuatan Allah, Tuhan saya. Insya Allah saya tidak akan kenapa-napa selagi saya berserah dan memanjatkan doa pada-Nya.

Kalimat itu secara rutin berputar-putar di dalam kepala. Perkataan Christa tempo lalu──yang diucapkan dengan lugas dan yakin──menginvasi setengah dari akal dan keimanan laki-laki itu. Seok Jin percaya, Tuhan mampu mengangkat dan memberikan mukjizat; tetapi setelah usaha dan daya upaya dengan segala macam doa, tak sama sekali membuahkan. Seok Jin tidak sama sekali skeptis akan hal tersebut, namun ia hanya mencoba berpikir lebih logis.

Kalau bukan pada rohaninya, mungkin saja kesalahan ini terletak pada raganya.

"Jeon?"

"Huh?" Jung Kook segera mengangkat kepala, memposisikan perhatian dengan lebih di hadapan Seok Jin. "Ada apa, Kak?"

"Kamu yakin tidak kalau Hellen kerasukan iblis?"

Jung Kook mengernyit, lekas benar-benar menutup bacaannya di atas meja. Seraya menghela napas, pemuda Jeon itu angguk kepala. "Semua orang yang melihat Hellen akan percaya kalau dia kerasukan iblis."

Ada ceruk keraguan di cucuk Seok Jin manakala ia hendak berargumen. Diurungkannya dia punya niat, memilih menghela napas sembari memutar akal.

"Ada apa, Kak? Mendadak jadi skeptis?"

Seok Jin mengangguk. Sungguh, pemuda itu tidak bisa untuk berbohong mengatakan tidak. Karena faktanya apa yang menimpa Hellen adalah kasus baru──kerasukan yang aneh. Yang tidak mempan disembuhkan secara rohani dan justru membuat gadis itu semakin menderita dan tersiksa dengan keadaannya.

"Jeon, bukankah pada zaman dulu orang-orang menganggap gangguan mental adalah sebuah kasus kerasukan? Kau tahu betul kan, itu? Sebelum psikologi klinis ditemukan, orang-orang yang dianggap kerasukan itu akan dikarantina dan disembuhkan dengan cara-cara yang tak manusiawi, yang tidak sesuai dengan ilmu dan cara pengobatannya."

Jung Kook mengangguk, menumpukan tatapan lebih pada Seok Jin. "Aku mengerti akan hal tersebut. Tetapi seperti yang kita tahu, metode ilmiah telah dilakukan. Tak ada yang berhasil. Dan aku juga mengerti tentang kekhawatiranmu akan pengusiran iblis ini yang juga tidak membuahkan."

Seok Jin mengangguk, "Aku telah menghabiskan seminggu malam ini dengan tanpa tidur. Aku mencari berbagai jurnal psikologi juga beberapa artikel kerasukan yang terkenal. Tak ada yang benar-benar sama dengan apa yang dialami Hellen. Ini membuatku sedikit frustasi."

Ada kekehan yang spontan tercetus dari bibir Jung Kook. Dengan tatapan jenaka, ia membalas, "Santai saja, Kak. Tidak pernah ada hal yang tidak bisa diselesaikan."

"Aku tahu," sahut Seok Jin. "Tetapi kasus ini seperti aku terperosok di kubangan hitam yang pekat. Mengais-ngais secuil cahaya putih yang tidak pernah turun."

"Itu dia masalahnya. Kakak hanya terfokus pada jalan keluarnya saja. Padahal, di antara hitam dan putih ada batas-batas di mana hitam dan putih bercampur; abu-abu, terasa samar. Kakak tahu, maksudku begini. Kadang kala ada sesuatu yang tidak bisa dibilang tidak dan tidak bisa dibilang iya. Sesuatu yang tidak bisa dibilang salah dan tidak bisa dibilang benar. Sesuatu yang tidak bisa disisihkan, seperti kelindan yang sudah kusut ribuan tahun. Tak ada jalan mengurainya, kecuali memotong sedikit titik dan membuang banyak pintalan. Kakak paham maksudku, kan?"

"Jadi ... kamu mau bilang bahwa Hellen tidak bisa dibilang tidak kerasukan dan tidak sakit jiwa?"

"Tepat sekali!" Menjentikan jari, Jung Kook menarik kursinya mendekati Seok Jin. "Begini, menurutku bisa jadi awalnya Hellen benar-benar kerasukan, namun tidak ditangani dengan tepat. Seperti kata Kakak tadi, ia sakit rohaninya tetapi diberi pengobatan ilmiah. Itu sama saja kan seperti memintal benang kusut dengan cara yang salah. Bukan terurai, malah makin kusut. Sehingga, dalam jangka waktu tertentu, Hellen merasa depresi dan mengalami kedua kondisi tersebut; kerasukan dan gangguan mental. Paham?"

"Hmmm ... ya. Jujur saja, aku tidak berpikir sampai sana."

Jung Kook menghela napas, kembali menegakan badan untuk berbicara. "Dan praduga yang kedua ini adalah ... sesuatu yang bukan berasal dari Hellen. Selama ini Kakak hanya terfokus pada Hellennya saja, kan?"

"Ya, tentu," angguk Seok Jin. "Hellen adalah prioritas untuk dipikirkan."

Mengulas senyum, Jung Kook membalas, "Itu adalah masalah keduanya. Kakak tidak pernah mencari tahu faktor eksternal dari keadaan Hellen. Christa dan Yoona memberitahuku sesuatu, dan aku menemukan sesuatu yang janggal. Ini memang kedengarannya cukup gila, tetapi aku berpikir bahwa hipotesisku ini cukup kuat meskipun aku butuh sesuatu untuk membuktikannya."

Mengernyitlah alis Seok Jin, "Sesuatu yang janggal? Apa yang sudah kau temukan, Jeon?"

Ada secuil kegamangan di kedua biji mata JungKook. Menghela napas, ia berbicara parau. "Freemasonry. Hellen mengalamihal ini setelah dicekal untuk menghadiri konferensi untuk melindungi beberapasitus sejarah. Dan salah satunya ada situs di mana beberapa negara termasuknegara kita ingin menghancurkannya untuk membangun dan melaksanakan cita-citakhayalan Haikal Sulaiman atau Solomon Temple."





ikvjou💕

Candramawa [BTS FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang