.: southern cross (disambiguasi) :.

2.2K 469 323
                                    

inspiration :

crux (latin) : salib selatan
dikelilingi centaurus dan musca di sebelah selatan.
gubug pèncèng (jawa)

I think there is nothing finer than to be able to call a happy smile to a loved mouth-to see the sunshine break over another's face ─── Kartini, 1889


Sewaktu ia melangkah masuk ke dalam (dan pada saat itu pula aku hendak melangkah turun), kedua iris kami bertumbukan untuk kali pertama. Kami─katakan saja bahwa di sini hanya aku yang sependapat─tidak pernah sekali waktu berpikir bahwa kami (aku dan pastur itu) akan dipertemukan; dalam waktu dan kesempatan yang tidak terduga.

Menurutku (sekali lagi) pertemuan kami tidaklah diawali oleh suka cita; melainkan penuh duka, kalut, kekhawatiran, serta semua hal-hal buruk yang tidak pantas untuk kuucapkan.

Tetapi, ada satu dari sekian banyak hal tidak mengenakan yang membuat hatiku tidak tertolong saat bersamanya; ia selalu bisa (dengan caranya) menumbuhkan hal-hal suka di dalam duka.

Misalnya saja hari ini; ketika tangannya menggenggam tanganku dengan erat─bahkan dengan hal sekecil itu hatiku jumpalitan bukan main─ia ajak aku mengelilingi sebuah tempat, yang sejak kecil tak pernah terlintas di benakku untuk dapat mengunjunginya.

"Tidak minta saya untuk menceritakan sebuah kisah?"

Spontan aku menggeleng: bagaimana aku bisa memintanya bercerita kalau pengangan tangannya saja sudah menceritakan banyak kisah, melalui degupan jantung kami, yang membawa desiran aneh di sepanjang pembuluh darah, dengan darah kami yang mengalir deras.

Ada kalanya diam itu bercerita lebih banyak daripada suara; bahkan angin saja tahu, berbisik manja, menelusuri selaput pendengaran kami, lalu berkata kepada hati kami, bahwa kami saling mencintai.

Seyogyanya itu sudah lebih dari cukup untukku─untuk seorang wanita yang tidak pernah muluk untuk dicintai seromantis Sulaiman dan Bilqis. Ia menghargaiku dan bersikap lembut saja sudah membuatku merasa seperti Khadijah.

"Jangan diam." Seok Jin berhenti melangkah. Ada secarik senyum di wajahnya yang selalu bermimik kaku, "Saya mau dengar suara kamu."

Aku mencoba untuk tidak bernapas, tetapi rona merah di kedua pipi menjalar dengan sangat cepat. Maka, aku pun segera menunduk. Tanganku dingin─begini saja aku sudah dibuatnya jatuh cinta ribuan kali dalam tiap menit.

Seok Jin mengambil tanganku yang sudah dingin berkeringat, mengajakku berjalan kembali. "Ada sesuatu yang mau saya sampaikan padamu. Sesuatu yang sudah saya tulis sejak dulu─saat masih duduk di bangku kuliah─untukmu."

Keningku berkerut dalam, "Untuk saya? Dari waktu kuliah? Bagaimana bisa? Saya belum mengenalmu."

Dengan ketenangan luar biasa yang selalu ia miliki, tersenyumlah lelaki itu. "Tuhan tidak lupa bahwa Ia akan mengenalkan kamu kepada saya."

Boom.

Senyumku merekah kembali, diliputi rona merah di wajah. Aku tak berniat membalas, sebab tak pernah ada jawaban yang pas untuk membalas setiap kalimat penuh cinta darinya.

"Dengarkan, ya," bisiknya lembut, selembut bagaimana caranya melepaskan genggaman tangannya. Lantas, ia berjalan mendahului aku beberapa kaki, kemudian berbalik agar kami bisa saling memandang satu sama lain.

Candramawa [BTS FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang