vi

1.9K 542 209
                                    

📜

Menghela napas, Christa merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Seharian ini ia berada di depan layar komputer; membaca, meneliti dan menganalisis beberapa sumber dan dongeng-dongeng yang beredar di masyarakat. Profesor Lee sedang meneliti mengenai proses terciptanya dongeng-dongeng yang beredar di masyarakat sejak ribuan tahun lalu serta kaitannya dengan beberapa situs dan fenomena alam yang terjadi di suatu daerah.

Christa yang berada dalam tim tersebut merasa bingung dan heran. Biasanya mereka hanya akan meneliti situs-situs yang terkenal, berburu situs sejarah baru dan meneliti, atau paling tidak menyusun silsilah raja-raja zaman dahulu. Tetapi, beda dengan penelitian kali ini. Christa hampir tidak pernah membayangkannya. Sungguh, Profesor Lee adalah seorang panutan.

Membereskan barang-barangnya, lantas ia bergegas keluar dari ruang kerja. Malam hampir turun dan Christa sungguh ingin cepat sampai untuk sekadar beristirahat.

Seusai absen, ia melangkah melewati beberapa pintu metal detector, dan pintu security berlapis yang hanya bisa diakses dan ditembus orang-orang tertentu─seperti dirinya ini──ldengan keamanan berteknologi tinggi. Keluar dari serangkaian pemeriksaan, barulah ia bisa menembus udara sore yang bebas di luar gedung.

"Christa?"

"Huh?" Christa bersijingkat, menoleh dengan hiperbolis sewaktu ia mendapati eksistensi Seok Jin tepat di hadapannya.

"Pastur Kim?" tanyanya memastikan. "Kenapa kamu datang ke kantor saya?"

© ikvjou ©

Seandainya, tekankan bahwa ini hanya seandainya Seok Jin butuh bantuan, pemuda itu tak akan berbasa-basi begini dalam hening; mengilhami kebisuan bermenit-menit di dalam mobil dengan keadaan rikuh. Bilamana ia sungguh butuh bantuan, Seok Jin akan lekas mengatakannya.

Tetapi perangai Christa─yang duduk di sebelahnya─terlalu mudah dibaca; wajahnya kuyu dan Seok Jin mahfum dengan sekali lihat bahwa gadis itu sedang lelah.

Jadi, Seok Jin terdiam lebih lama lagi. Ada secuil ketakutan yang menjangkitinya; merasa takut Christa akan terbebani dan semakin lelah. Ini bukan dirinya, tetapi Seok Jin sadar ada sedikit anomali yang muncul di dalam diri, menimbulkan pertentangan batin di dalam jiwa.

"Ada apa?"

Uh?

Seok Jin menoleh dengan lekas. Kali ketiga kedua biji mata mereka bertumbukkan dengan sangat dalam. Bersama kerikuhan yang mendera, membuang pandanglah Seok Jin. Berdeham, ia berucap, "Kamu ingin makan apa? Saya yang bayar."

"Ya?!"

© ikvjou ©

"Apa?!" Kedua bola mata itu nyaris mencuat, keluar dari tempatnya. "Kamu sungguh serius dengan ucapanmu, Jeon?"

Ada embus berat yang keluar dari indra pembaunya. Menumpukan pandangan pada sepatu kulit yang ia kenakan, anggukan kecil mempertegas. "Aku hanya merasa bahwa aku harus menyerah saja."

Gadis itu terdiam. Ia pandangi polah skeptis Jung Kook cukup lama; memandangi bagaimana lelaki itu menunduk dengan dalam, juga kedua punggung tangan yang ditumpukan menjadi satu. Yoona sungguh tidak bisa menerima ini. "Pada akhirnya kamu hanya akan berjuang sampai sini?"

Mendongaklah Jung Kook. Ia pandangi ceruk-ceruk mata yang berbinar tidak setuju di hadapannya, "Memangnya selama ini aku berjuang untuk siapa, Yoon?"

Ada keheningan yang menjeda.

"Yoona, aku sungguh tidak tahu alasanmu keluar dari biarawati. Tetapi kamu kenal aku dengan betul, kita tidak sama."

Yoona mengangguk. Ia sungguh tahu siapa itu Jeon Jung Kook. Ia kenal betul lelaki di hadapannya ini; yang sudah ia temani sejak sama-sama di taman kanak-kanak.

Candramawa [BTS FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang