Sang Penyebar Berita

31.6K 2.2K 40
                                    

"Cie, yang baru jadian."

"Pajak jadian, woy!"

"Potek gue, Abang Gana punya pacar."

"Gana, lo selingkuhin gue."

"Dasar pelakor."

"Sok cantik, padahal cantik banget."

Begitulah kira-kira yang kudengar selama aku berjalan beriringan dengan Gana. Seantero SMA Tiara Bangsa telah digemparkan oleh berita tentang aku dan Gana. Rasanya hidupku kurang lengkap tanpa adanya desas-desus seperti itu. Sebut saja aku gila, tapi beginilah adanya.

Aku menatap Gana, dia menyunggingkan senyumnya.

"Mereka cuma bercanda, kok."

Aku mengangguk mengerti. Aku dan Gana terus melangkah tanpa mempedulikan sekeliling kami.

Kami memasuki kelas dan seperti sebelumnya, teman sekelas kami langsung menghujami kami dengan godaan mereka.

"Pasangan baru datang, euy."

"Ciah, pj pj, bro!"

"Traktirannya ditunggu."

Pipiku memanas. Rasa senang dan malu bercampur. Gana tampak santai saja menanggapi mereka, bahkan ia mengiyakan permintaan mereka untuk ditraktir. Kurasa mereka akan merampok uang jajan Gana untuk satu bulan.

Baiklah, bukan itu yang kupermasalahkan. Aku masih bingung siapakah yang menyebarkan berita ini. Aku akan mencari tahu kebenarannya.

Aku menatap Gana yang tengah tertawa bersama teman-temannya. Ia terlihat bahagia. Aku tersenyum, aku tak memungkiri bahwa senyumnya adalah senyum terindah yang pernah kulihat. Rasanya baru kemarin aku mengenalnya, tetapi hari ini dia milikku. Aku tidak peduli berapa lama aku mengenalnya, yang paling penting adalah seberapa besar rasa sayangku padanya. Aku tidak akan membiarkannya bersedih dan itulah janjiku.

Gana menoleh, masih dengan senyumnya yang indah. Aku terkejut. Aku mengalihkan pandanganku menuju plafon kelas. Setelah kurasa ia tak memandangku lagi, aku meliriknya. Ia tak ada di tempatnya, aku mencarinya.

"Lagi cari aku, ya?"

Aku terlonjak kaget. Ia berada di belakangku dan duduk di meja dengan tangan disilangkan. Aku mengelus dadaku.

"Cie kaget cie."

Aku menoleh, aku mencubit tangannya.

"Aduh, sakit, Al," ucapnya sambil mengelus tangannya yang memerah karena cubitanku.

"Kamu, sih. Aku kaget."

"Hehe, maaf."

"Aku juga minta maaf sudah cubit kamu."

"Iya."

"Oh iya, aku mau bertanya sesuatu."

"Apa, Al?"

Aku mendekatkan bibirku ke telinganya.

"Mereka semua tahu kita pacaran?" ucapku pelan.

Gana hanya mengangguk.

"Siapa yang memberi tahu?"

Gana tersenyum tipis, lalu mencubit pipiku.

"Aku."

☜☆☞

Fatamorgana | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang