Gana's Replacement

15.1K 968 6
                                    

Hari dimana sekolah kami mengadakan camping telah tiba. Aku datang sangat pagi bersama Gana, tak lupa Thea. Aku sempat mengira Gana hanya berangkat bersamaku, aku melupakan satu hal, Gana pernah berkata bahwa aku dan Thea sama, maka sama pula perlakuannya kepada kami berdua.

Sedari tadi bus berangkat, aku tak bergairah sama sekali. Gana yang seharusnya berada di sampingku memilih duduk bersama Thea, tanpa alasan pasti. Jadilah aku duduk sendirian karena Aruna telah bersama dengan teman lainnya.

Selama perjalanan, aku hanya melamun. Sesekali memalingkan wajah ke jendela dikala aku menatap Gana tengah bercanda bersama Thea. Hatiku mencelos begitu saja. Berkali-kali aku mencoba acuh, tetapi tetap saja, aku tak bisa.

Aku merogoh handphone di tas selempang kecilku, lalu memainkannya sejenak. Aku merasa sangat bosan. Aku menyandarkan kepalaku pada kursi dengan malas. Aku memejamkan mata kemudian memiringkan kepalaku kekanan. Aku tersentak dan menoleh saat menyadari aku bersandar dibahu seseorang.

"Aldo?"

Aldo hanya tersenyum simpul.

"Ng-ngapain kamu disini?"

"Aku lihat kamu sendirian. Kamu juga kelihatan sangat lelah. Kemana tunanganmu?"

Aku terdiam lalu mengambil napas dan menghembuskannya pelan.

"Thea," jawabku sembari menatap Thea dan Gana yang berada di seberang, berjarak dua bangku dari tempatku.

Aldo mengikuti arah pandangku, lalu menatapku lagi.

"Kenapa kamu tidak menyuruhnya untuk berada bersamamu?"

"Dia tidak mau. Dia bersikukuh ingin bersama Thea."

"Baiklah, aku yang akan menemanimu."

Ucapannya sukses membuatku membelalakkan mata. Saat aku hendak berbicara, ia menempelkan telunjuknya di bibirku sebagai isyarat melarangku untuk berkata-kata.

"Aku tidak menerima penolakan," ucap Aldo tenang.

Aldo menjauhkan jarinya dari bibirku, kemudian duduk bersandar.

Aku mendengar Aldo berdecak, lalu mengumpat pelan tetapi masih tertangkap pendengaranku.

"Dasar laki-laki serakah."

Aku diam saja tak berani mengatakan apapun. Aku mencoba menyibukkan diri dengan bermain handphone. Aku merogoh tasku lagi untuk mencari earphone.

Setelah menemukannya, aku segera menyambungkan benda berwarna biru itu dengan handphoneku, kemudian menyumpalkannya di telinga. Aku mendengarkan lagu dan memejamkan mata lagi.

Tak lama kemudian, aku merasakan earphone bagian kananku tertarik. Aku membuka mata dan mendapati Aldo menggunakannya juga. Ia memejamkan mata dengan kepala sangat dekat dengan bahuku. Aku membiarkannya pada posisi nyamannya. Aku memindah earphone kiriku menjadi di kanan, lalu kembali memejamkan mata.

"Biarlah Aldo disini, lagipula Gana tidak akan pernah peduli," batinku bermonolog.

☜☆☞

Fatamorgana | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang