Drama

15.1K 1K 6
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya, aku dan Gana berjalan beriringan menuju kelas. Pagi ini, semua orang yang aku dan Gana temui sepanjang koridor mengucapkan selamat atas pertunangan kami. Tak jarang, sebagian dari mereka mendoakan kami supaya dapat menuju jenjang selanjutnya. Dan tak ayal, beberapa wanita yang menyukai Gana mencibirku. Aku hanya membalas mereka dengan senyuman termanisku.

Aku dan Gana memasuki kelas.

"Ceileh, yang semalam tunangan, pagi ini berseri-seri."

"Abang Gana, yang kamu lakukan ke saya itu jahat."

"Bolehlah Gana jadi tunanganmu, Al. Kalau dia suamiku kelak, kamu bisa apa?"

"Baru sadar gue, Alea makin cantik, sepertinya Gana juga ikutan cantik. Ah, jadi sayang Gana."

"Semalam, gue ngga lihat ada Thea. Wah, bakalan perang ini mah."

"Bagaimana ya perasaan Thea? Jangan-jangan besok bunuh diri, nih."

Suasana kelas semakin kacau, aku memilih menuju bangkuku untuk duduk. Aku berbincang dengan Aruna, ia nampak antusias melihatku.

"Al, aku bahagia sekali."

"Kenapa?"

"Semalam, postingan di instagramku banyak yang mengomentari, yang menyukaipun membludak."

"Astaga."

"Idih, biasa aja kali. Postingan di instagram gue semuanya gitu. Secara, gue kan ganteng, tapi lebih ganteng Gana, sih," ucap Aldo yang tiba-tiba ikut berbincang.

Aku dan Aruna pun tertawa. Tak berselang lama, Gana datang sembari meyilangkan kedua tangannya.

"Ada yang bilang 'lebih ganteng Gana, sih.' Jadi baper," ucap Gana.

"Engga, mungkin kamu salah dengar," aku membalasnya sambil tertawa.

"Alea sayang, aku tidak mungkin salah dengar. Kedua telingaku masih bekerja dengan baik."

"Cie, dipanggil sayang, Aldo pegangin gue, gue mau terbang," ucap Aruna dengan nada yang dibuat-buat.

"Najis."

Gana tersenyum melihat Aldo dan Aruna, sementara aku sedang asyik menatap Gana. Demi Tuhan, senyum Gana adalah satu-satunya senyum terindah di dunia ini. Aku terpikat saat melihatnya tersenyum. Tetapi aku sadar, rupanya bukan hanya aku yang terpikat, Thea juga.

Mengingat Thea, aku tak melihatnya pagi ini. Sepuluh menit sebelum bel berbunyi, ia memasuki ruang kelas. Aku terkesiap melihatnya mendekati Gana. Ia berlari kecil kemudian ia menggandeng erat lengan Gana. Aku menghembuskan napas perlahan, seperti biasa, Gana tak berontak sedikitpun.

Thea berdehem, kemudian ia berteriak.

"Perhatian, perhatian. Kalian semua jangan lupa datang ke acara pertunangan gue sama Gana, minggu depan."

"Tunggu, tunggu. Pertunangan?" tanya Aruna.

"Iya, semalam, papa gue bilang bakalan satuin gue dan Gana. Kenapa? Lo iri?"

"Papa lo yang bilang atau lo yang paksa?"

"Gue pernah bawa Gana ke rumah dan gue kenalin ke orang tua gue. Mereka bilang, Gana cocok untuk gue dan mereka berencana mempertunangkan kami."

Seisi kelas tertawa meremehkan Thea. Aku masih diam, ternyata Thea belum mengetahui segalanya. Siapa aku, siapa Gana, dan apakah hubungan kami berdua.

"Thea, lo itu cantik, tapi sayang, lo nggak pernah menggunakan otak lo," ucap Rendy.

"Maksud lo?"

"Coba sekarang lo buka instagram Gana ataupun Alea!"

Thea mengambil handphonenya di sakunya. Ia terlihat tergesa-gesa, dengan lincah, jarinya menari-nari di layar handphonenya. Tak lama kemudian, ia terdiam.

"Ga--Gana dan Alea, ka--kalian--," Thea tergagap.

"Sekarang sudah tahu kan mereka siapa?" ujar Aruna.

"Apakah lo nggak punya rasa malu sedikitpun, Thea?" tanya Aldo.

"Gana, bilang sama aku, ini semua bohong, kan?" tanya Thea sembari matanya berkaca-kaca.

Gana menggeleng. Lalu, Thea melepaskan tangannya dari lengan Gana dan kemudian berlari. Gana mengejarnya, dengan sigap aku berdiri. Belum sempat aku melangkahkan kakiku mengejar mereka, Aruna mencekalku, ia tak membiarkanku pergi.

"Lepas, Run. Aku harus mengejar mereka," ucapku dengan nada memohon.

"Tidak, Al. Biarkan mereka, aku tak mau kamu sakit berkali-kali."

Aku kembali duduk, perlahan aku melepaskan genggaman Aruna. Pikiranku tengah melayang-layang, aku takut Gana mengulanginya lagi -memeluk erat Thea. Tetapi, tidak ada yang dapat kuperbuat.

"Bagus, pagi-pagi seperti ini, drama dimulai lagi," ucap Aldo sinis.

☜☆☞

Fatamorgana | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang