Twilight's Diary

15.5K 1K 19
                                    

Dear diary...

Teruntukmu yang tengah jatuh cinta di atas penderitaanku mencintaimu...

Kali ini di senja yang sama dengan senja senja sebelumnya.

Aku sadar, aku hanya salah satu, bukan satu-satunya. Sejujurnya, sedari tadi dikala sang surya bersinar terik, aku mulai tak tertarik. Aku menarik diri darimu dan dia, gadis berambut panjang yang telah berjaya merebut perhatianmu dariku.

Aku ingin berteriak lantang, namun aku terlalu takut tindakanku menantang. Bibirku bungkam, namun tetap saja hatiku tak tinggal diam. Aku mencoba mengikhlaskan, tetapi tetap saja hal itu tak semudah aku merelakanmu dengannya berjalan beriringan.

Sore ini pula, aku datang kepadamu. Semuanya berjalan seperti biasa, namun ada yang tak biasa dengan rasa yang tengah semerbak di dalam dada.

Miris sekali. Belum habis rasa sakit itu sirna, gadis itu datang lagi dan menghilangkan segala bahagia. Kamu tertarik padanya, lalu mengacuhkanku begitu saja. Bukan hal mudah bagiku diperlakukan seperti ini, disakiti berkali-kali semacam kamu tak punya hati.

Hal ini berlanjut hingga matahari berada diperaduannya. Aku tak tahan, aku menjauh perlahan. Kamu menangkap aura kegundahan yang ada pada diriku. Aku berterus terang, aku ingin pulang. Semenjak aku mengatakannya, kamu seakan tertarik kembali padaku. Mengapa kamu seperti itu?

Kamu mengacuhkannya yang jelas-jelas melayangkan tatapan tak ingin kehilangan, tak ingin merasa ditiadakan. Kemudian, kamu mencoba menenangkannya, memberikan rasa nyaman yang perlahan-lahan membuatku mati-matian menahan tekanan. Kamu mengikuti langkahku yang meragu dan kamu mengajakku duduk di atas batu besar itu.

Kamu menggenggam tanganku yang telah lama tak kau hangatkan dengan telapakmu. Tiba-tiba kamu meminta maaf dan membuatku berdebar seketika. Kamu menyembunyikan sebuah rahasia yang menyangkut rasa cinta.

Aku, kamu, dan dia. Kita bertiga terjebak dalam rasa yang sama. Tak pernah kusangka, kamu membukakan pintu hatimu padanya dan menjadikannya berada di tahta yang sama denganku. Andai diizinkan Tuhan, aku tak akan membiarkan gadis itu menjadi yang ketiga, pun aku tak akan membiarkanmu memberikan hatimu untuk seorang yang mempermainkan cinta kita.

Sekarang semuanya telah terlambat. Kamu terlanjur membuatnya masuk ke dalam zona nyamanku denganmu dan ia menghancurkannya hingga tak tersisa. Aku tak ingin menuntut, biarlah aku terjebak dalam rasa takut. Takut kehilanganmu meski akhirnya akan terjadi juga. Aku tidak masalah selagi Tuhan masih bersamaku, bersama seorang yang lemah saat bersamamu.

Tanpa aba-aba, aku terisak dengan dada yang sangat sesak. Aku melarikan diri darimu, mencoba mencari tempat aman untuk hatiku agar tak hancur lebur. Gagal. Aku gagal. Hatiku telah hancur dan menjadi serpihan yang ku tabur sebagai pupuk cintamu dengan gadis itu. Aku tak akan bersumpah serapah agar kamu terlibat dengan karma. Aku hanya berdoa, semoga dengan menyakitiku, bahagia selalu menyertaimu.

Dengan rasa cinta yang tersisa,
Aleasha Senja.

☜☆☞

Fatamorgana | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang