Masih pada Pagi itu

1.6K 234 24
                                    

Disuguhi segelas kopi cokelat oleh Bokuto agaknya membuatku sedikit lebih tenang ketika menerima ribuan informasi mengejutkan barusan.

"Kopi cokelat-mu enak." Tidak ada yang bisa dikomentari selain itu, setidaknya hanya sedikit kalimat yang melintas di kepala.

"Favoritnya Na-chan kan?"

Ketika sadar, aku sudah mendapati Bokuto yang sudah membersihkan diri dan sepertinya sudah bersiap ke suatu tempat, ia mengulurkan kacamata milikku. Benar juga, biasanya hal yang pertama dicari setelah bangun tidur kan, kacamata. Tadi karena terlalu kaget, nggak mikirin kacamata.

"Mau latihan?"

"Ya," Bokuto mengangguk, "Na-chan libur kerja ya hari ini?"

Lha, disini gua kerja juga ternyata?

Aku bangkit, berkeliling ruangan. Melihat deretan foto di dinding yang tergantung dengan lucu. Ini sih sudah pasti aku yang menatanya kan?

Kebanyakan foto didominasi oleh foto Bokuto dan... Aku?

Dan semuanya terlihat bahagia. Beberapa menampilkan foto Bokuto dan klubnya. Apa Bokuto bermain di liga sekarang? Atau bahkan timnas?

Dua langkah setelahnya aku menemukan meja... Gambar? Sebentar, kenapa banyak sketsa?

"Bobo-chan.."

Dia langsung menghampiri yang sedang melihat-lihat hasil karyanya, "Ya, Na-chan, ada apa?"

"Kamu nge-gambar manga?"

Bokuto memelukku dari belakang dan dengan santai menaruh dagu dipundakku lalu mengangguk, "Kamu yang suruh, kan?"

Mas, tolong ya jangan suka peluk-peluk dadakan gini. Saya kan jadi deg-degan seneng gini nih!!! Woi!!!

"Eh, a-aku?"

"Sudah 5 kali dimuat di majalah Jump Next lho!" Ia menceritakannya dengan berbinar, perlahan mengendurkan pelukannya.

Yakin beneran ini mah Bokuto. Yakin. Pedenya itu loh, dapet banget.

"Hebat!" Tanpa disuruh aku sudah bertepuk tangan.

Yang namanya Bokuto kalau sudah kena pujian walaupun kadarnya ringan pasti langsung kesenangan. "Iya kan? Aku hebat kan!"

Karena senyum itu menular, jangan heran kalau aku malah ikut tertawa.

Pantas deh tadi dia belepotan tinta, ternyata dia sedang menggambar.

"Kamu main juga untuk timnas, ya?"

"Ya. Tapi aku sedang main di liga pro. Bertemu dengan teman-teman yang sekarang sudah makin jago."

Ah, sekarang aku mengerti. Jadi dia main di liga, dan menggambar juga. Dan... Menikah denganku.

Errr...

Agak masih shock sih.

"Oh iya, Na-chan aku sudah buat sarapan diatas meja. Nanti dimakan ya. Aku mau berangkat dulu." Ia menaikan reseting jaketnya dan mengangkat tas hendak pergi.

"Ya, hati-hatiー"

Belum selesai kalimatku diucapkan, ia sudah mengecup bibirku singkat. Lalu tertawa...

"Aku sayang Na-chan." Katanya.

Lalu Bokuto menutup pintu, pergi begitu saja.

WOIIILAAAA GUA MANA TERBIASA SAMA YANG BEGINIAN BOKUTO BAKAA!

***

[Di publish pada 05 Desember 2018, dan revisi 03 Mei 2019]

DREAM (Haikyuu-Fanfiction)Where stories live. Discover now