As if it's Your Last

514 81 20
                                    

Bokuto sedang tertahan dengan beberapa orang yang mengenalnya dan mengaku sebagai fansnya, jadi aku meninggalkannya dibelakang untuk memberikan fan servis berupa foto bareng dan sesi memberi tanda tangan.

Ia memang terkenal.

Meskipun ini semacam mimpi kapitalis yang memaksaku bekerja dan menjalani kehidupan normal dengan merasakan kejenuhan dan rasa kesal ketika atasan banyak maunya, aku bersyukur disini aku diberi kesempatan untuk bisa nonton konser salah satu girlband favoritku-meski bukan Red Velvet--yaitu Blackpink.

Maka dusta mana lagi yang kamu nikmati, Mon?

"Na-chan yang simpan tiket kan tadi?" Suara Bokuto sudah menginterupsi ku, ia mengenakan topi berlambang Blackpink warna biru, dan aku memakai warna merah mudanya. Ya, topi couple Blackpink, lucu kan?

Aku mengeluarkan dua tiket yang semalam dititipkan padaku, tepat saat kami memasuki Tokyo Dome yang nampak ramai, mimpi apa aku semalam menyaksikan Blackpink di Tokyo dome?

Woi kan memang lagi mimpi!

"Tadi banyak yang bilang aku jadi lucu waktu ganti gaya rambut." Cerita suamiku, sambil membenarkan topinya.

"Lha Bobo-chan kan pakai topi, masih ada yang menyadari?"

"Begitulah. Banyak yang nggak percaya aku menonton acara musik luar negeri seperti ini." Bokuto tertawa, rasanya memang aneh sih melihat orang seperkasa Bokuto malah menemaniku nonton musik k-pop. Tapi untung lagunya masih lumayan nyambung sama cowok satu ini.

Kami melewati sebuah kaca besar yang menjadi dinding, dapat kulihat pantulan diri kami disana, aku dengan sepatu converse kuningku terlihat begitu lucu, "Mau foto dulu nggak?"

Bokuto terhenti, "Buat posting di SNS?"

"Bukan," aku berkacak pinggang, "Buat kenang-kenanganlah, memang Bobo-chan nggak mau punya kenangan kalau kita abis nonton blackpink sama-sama."

"Oh iya." Dia menggaruk kepala lalu tertawa, Bokuto sekali, "Terus siapa yang memfoto?"

Aku menunjuk kaca besar didepan kami, "Nggak lihat?"

"Kaca." Ia mengikuti arah yang aku tunjuk. "terus kalau itu kaca kenapa, Na-chan?"

Aku tersenyum lebar sekali, lalu mengeluarkan ponselku dari saku dan memintanya berdiri sedikit lebih dekat, "Bobo-chan lihat sana!"

Lalu aku mengambil satu gambar yang sangat aku sukai. Aku akan menyimpan ini.

***

Lampu kerlap-kerlip, panggung megah, layar super besar, dan penampil yang sedang membawakan Whistle yang sudah hampir berada di ujung lagu tersajikan didepanku. Untuk seseorang yang tidak pernah nonton konser kecuali pensi sekolah atau kejuruan (itu pun kalau masih bisa disebut konser sih) pertunjukan seperti ini sanga-sangat-sangat mewah. Ya meskipun aku kebagian tiket di spot berdiri sih. Tapi duduk juga percuma, pasti tidak akan aku pakai. Kami di round C, berada di depan panggung tapi berada di belakang round B, dan A.

Saat aku menoleh kearah Bokuto, ia malah sedang mencoba meniru gerakan dance yang sedang dimainkan didepan, ah iya, lagunya sudah berganti menjadi Ddu Du ddu du. Agak aneh melihatnya memutar-mutarkan tangannya keatas dan dengan serius mengikuti bagaimana Lisa menggoyangkan pundaknya.

"Aye Aye!"

Aku tertawa saat ia menirukan gerakan menembak, dan ia langsung menatapku, sepertinya malu, "Na-chan! Kok nggak liat kedepan!"

"Liatin Bobo-chan kayaknya lebih seru." Lalu aku menutup mulutku dan terbahak, disaat semua mata tertuju pada panggung, menurutku Bokuto malah menjadi esensi dari konser ini. Ia begitu lucu sekaligus... bersinar?

DREAM (Haikyuu-Fanfiction)Where stories live. Discover now