Telpon di Jam Kerja

515 87 8
                                    

Aku tidak mengerti kenapa setiap orang dewasa harus bekerja.

Ya, setelah berbagai alasan tentu saja untuk membiayai hidup di era yang semua serba membutuhkan uang seperti sekarang, tapi ayolah bukannya seharusnya ku sedang bermimpi sekarang? Kenapa mesti bekerja juga sih.

Aku melihat kesekeliling mejaku, laporan dan tumpukan kertas berserakan dimana-mana, layar komputerku juga menunjukkan tab yang mesti harus di isi dan hampir semuanya belum ada yang benar-benar selesai.

Aku butuh pelukan satau sekedar kalimat motivasi sih, sebenarnya.

Aku butuh Bokuto Koutarou.

Sekarang.

Drtttttt.....drtttttt...drttttt....

Ponsel bergetas diatas meja, dan sekilas sekali aku melihat nama yang tertera di layar.

Sebentar, apa Bokuto dan aku punya koneksi macam telepati?

"Moshi-moshi." Jawabku dan langsung meletakkan ponselku ditelinga, "Bobo-chan!"

[Moshi-moshi Na-chan!]

"Hei kenapa telpon, tumben?" aku mematikan komputerku dan mulai membereskan meja, lalu berjalan cepat menaiki lift, aku butuh segelas kopi dan pemandangan dari atap.

[Habis aku merasa Na-chan menunggu telpon dariku sih.]

Memang iya, aku memang tadi sempat merasa merindukannya, "Pede banget sih."

[Jadi enggak ini?]

"Enggak apa?"

[Nggak nungguin telpon aku.]

"Enggak."

[Oh yaudah tutup nih?]

"Yaudah."

[Yaudah ya da—]

"Dih, dih, dih! Ditutup beneran!"

[Lah kenapa emangnya?]

Aku menarik napas panjang, aku telah sampai di atap gedung dan melihat tempatnya sepi, "Kangen."

Untuk setelahnya aku mendengar tawa yang puas sekali dari Bokuto, yang entahnya aku juga dibuat tertawa hanya dengan mendengar suaranya yang mengggelegar dalam tawa. Kira-kira ada orang lain yang sedang mendengar tawanya sekarang nggak ya?

[padahal aku ingin ajak na-chan berantem di telpon tapi malah manis banget, kenapa sih?]

"Kenapa ?"

[Kenapa aku kangen Na-chan jam segini.]

"Sama dong kita."

Kami terdiam mendengar suara deru napas kami masing-masing.

"Kalau aku berhenti kerja saja bagaimana?" Aku bertanya asal, tapi sejujurnya aku lelah dengan semua tugas menyebalkan ini.

[Eh, kenapa?]

"Nggak apa-apa, sih." Aku memindahkan telpon ke telinga sebelah. "Bagaimana potongan rambut Bobo-chan yang baru banyak yang komentarin nggak?"

[Banyak! BANYAK BANGET!]

Aku menjauhkan ponselku dari telinga, takut-takut kalau gendang telingaku pecah dan mengalami kebudegan mendadak, "Woi, woi, harap selow! Iya, iya, selaw saja selow."

[Hehe. Maaf!]

"Mereka bilang apa?"

[Katanya aku jadi semakin tampan dan jadi imut!]

"Benar, kan kataku! ketampanan Bobo-chan jadi meningkat berkali-kali lipat."

[Tapi masa aku dibilang imut!]

"Sama siapa?"

[Sama orang-orang. Kesel.]

Aku tertawa. Untuk kemudian suasana menghening lagi, aroma musim dingin menyatu dengan segala kekesalanku yang menumpuk didalam hati.

Hening.

Untuk sesaat aku tidak memikirkan tagihan pulsa yang di buang hanya untuk nelpon tidak jelas seperti sekarang.

[Na-chan semangat ya kerjanya.]

Suara Bokuto terasa teduh sekali ketika kudengar, "Ya."

[Aku janji kalau komikku sudah bisa serialisasi, dan voliku lancar, kita akan pindah ke apartemen yang lebih besar dan Na-chan tidak usah bekerja.]

Aku sepintas ingat kalau keluarga kecil kami itu tidak sekaya Akaashi dan Dina. Jadi layaknya pasangan yang baru berumah tangga pada umumnya, kami paling tidak harus menghemat anggaran dan bisa menabung. Yaampun, aku menyesal sempat merasa egois hanya karena bekerja. Padahal itu kan sudah buat membantu Bokuto juga.

[Tapi Na-chan tenang saja, ttiga hari lagi kan kita akan nonton konser yang tiketnya susah sekali mendapatkannya.]

"Eh kita mau nonton konser? Tiga hari lagi?" itu kan apa kubilang, aku itu dimanjakan sama suami.

[Iya konser girlgrup korea kesukaan Na-chan, untung waktu itu kita mendaapatkan tiket potongan harga itu—]

Sebentar, Girl grub kesukaanku? Korea?

Apa ya?

"Ki-kita bakal nonton konsernya siapa, bobo-chan?" Aku jadi sepenuhnya penasaran, siapa ya? Kenapa?

[Eh na-chan lupa?]

"Iya!"

[Oooooh,] ia berhenti  dulu untuk minum.

Aku menunggu jawabannya.

[Tiket nonton konser Blackpink.]

Aku teriak sekencang-kencangnya, detik itu juga.

***

Note:
Anjir bikin apaan lagi gua HAHAHAHAHA. Oh iya, kalian tahu nggak kemarin aku senang banget karens 29 Januari 2019 kemarin tiga lapakku jadi nomor 1 di tagar masing-masing hahaha. Kemarin sih sudah turun. Hehehe.

Sekali lagi, terima kasih ya yang sudah mau datang, membaca, dan like

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sekali lagi, terima kasih ya yang sudah mau datang, membaca, dan like. Terimakasih banyak!

*MAAF SEMALAM AKU UP DENGAN JUDUL AMBURADUL ITU PAS LAGI NGANTUK! SEKALI LAGI MAAF!

DREAM (Haikyuu-Fanfiction)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora