Rasa Takut

616 103 28
                                    

Lepaskanku segenap jiwamu

Tanpa harus ku berdusta

Karena kaulah satu yang kusayang

Dan tak layak kau didera🎵

ーPeluk, Dewi lestari feat. Aqi Alexa

---------


Aku berlari menuruni tangga.

Setidaknya aku harus memastikan pada orang lain kalau Na-chan benar-benar ada. Salah satu orang yang bisa ditanyai seperti itu tentulah orang yang benar-benar tahu kehidupanku-dan Na-chan juga.

Aku mengetuk pintu.

"Yaa, sebentar." Terdengar suara Kuroo dari dalam, selang tiga detik setelahnya pemuda itu sudah membukakan pintu.

Aku meringsek masuk tanpa dipersilakan.

"Hei, ada apa. Tumben sekali pagi-pagi bertamu ke tetangga baru." Nada Kuroo mengejek, tapi aku sedang tidak bisa menanggapi candaan Kuroo sekarang.

Aku tidak duduk meski sudah di persilakan, "Na-chan hilang."

Pemuda itu melongo, "Hah?"

"Na-chan hilang." Aku mengulang informasi yang dadakan kuberikan pada salah satu kapten rivalku-tapi sebenarnya kami bersahabat, meski tidak saling mengkui. Kau tahu?

"Na-chan itu siapa?" Kuroo menengglengkan kepala kucingnya.

"Istriku."

"Hah?"

"Kubilang, istriku."

Kuroo menatapku kaget, seperti mendengar alien sudah tiba dan akan menginvasi bumi. Setelahnya ia malah tertawa sekuat mungkin, menertawakan kalimatku. Entah apa yang lucu dari perkataaqn itu, "Nggak usah ngimpi punya istri segala deh, bro."

Maksudnya? Bisa tolong jelaskan Kuroo ngomong apa? Apa makna dari kalimatnya. Maksudnya 'mimpi punya istri'?

"Aku tidak bercanda, Kuroo."

Kuroo masih terbahak, tidak tahun kapan berhenti. Maka aku tak sabar untuk segera mengetok kepala menyebalkannya.

Aku mencengkram kerahnya, "Aku. Tidak. Bercanda." menekan setiap kata yang keluar, maka setelahnya mampu membuat Kuroo berhenti dari tawanya.

"Maaf."

Aku menurunkan tanganku dari bajunya, menarik napas, "Dua hari yang lalu, kau sarapan dirumahku. Bersama dia. Juga mengajaknya ke tempat latihan," Aku menatap Kuroo, ketakutan itu semakin menenggelamkan hatiku, "Kau ingat, kan?"

Dapat terdengar suaraku bergetar.

Kuroo menatapku, lama. Dalam jeda itu aku berharap banyak, berharap Kuroo akan bilang seperti biasa, 'Na-chan kan milik bersama!' dan kami akan tertawa, lalu Kuroo akan membantuku mencari dan menemukan Na-chan.

"Dua hari yang lalu aku memang kerumahmu, dan sarapan," tapi sahabatku itu malah menggeleng, "Tidak ada Na-chan atau siapalah itu. Kita cuma berdua makan pancake buatanmu."

'Tidak ada Na-chan..'

'...kita cuma berdua.'

Kalimat itu memenuhi kepalaku, berulang-ulang. Keluar-masuk. Bagaimana mungkin tidak ada Na-chan? Jelas-jelas waktu itu kita sarapan bersama, kan? Bagaimana mungkin perempuan yang selalu bersamaku itu 'tidak ada'?

DREAM (Haikyuu-Fanfiction)Onde histórias criam vida. Descubra agora