[21+] Bab 2 - Khulu yang Terucap

13.2K 977 281
                                    

Kisah sebelummnya :

Ya, Allah, aku tak ingin bayiku meninggal. Aku ingin dia bertahan!

Maafkan aku ya Allah, aku sungguh tak menginginkan kematiannya.

Aku ingin bercerai saja!

Aku sudah tak kuat lagi bicara ketika para petugas kesehatan mendorongku dengan brankar ke IGD

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku sudah tak kuat lagi bicara ketika para petugas kesehatan mendorongku dengan brankar ke IGD. Rasanya begitu lemas, ketika aku kehilangan semua tenaga secara perlahan, tapi pasti.

"Pasien harus dirujuk ke ruang operasi secepatnya! Beri tahu suaminya untuk segera menandatangani izin operasi!"

"Laporan terakhir menyatakan HB-nya rendah, Dok! Kesadaran pasien menurun!"

"Kalau begitu, siapkan juga kantong darah!"

Setelahnya, semua menggelap, dan aku tak ingat apa-apa.

Ketika kesadaranku perlahan kembali, hal pertama yang kurasa adalah perut yang terasa ringan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketika kesadaranku perlahan kembali, hal pertama yang kurasa adalah perut yang terasa ringan. Aku ingin menunduk melihat, tapi tubuhku masih terasa begitu lemah. Bahkan untuk membuka mata saja belum mampu.

Ketika akhirnya berhasil, kulihat wajah Mas Adnan tersenyum di sebelahku. Ketampanannya tak memudar ketika dia menekan tombol panggilan. Aku benci perasaanku yang masih terpesona pada suami yang telah begitu zalim kepadaku.

Aku mengedarkan pandangan. Ruang VIP. Yah, setidaknya Mas Adnan ternyata masih memedulikanku.

Tunggu! Kalau Mas Adnan peduli padaku, apa itu artinya....

Aku menunduk dan melihat perutku yang ditutupi selimut sudah rata. "Bayiku! Bagaimana dengan bayi perempuanku?!"

Senyum semringah terpancang di sana. "Dia mati. Jantungnya lemah dan ketubanmu pecah duluan. Belum lagi dia juga terlilit plasenta. Aku senang sekali kita tidak perlu bercerai. Dengan begini, kita bisa usaha lagi untuk dapat anak laki-laki."

Seketika itu juga, aku kembali tak sadarkan diri.

Seketika itu juga, aku kembali tak sadarkan diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Putra yang Tak Kupunya x Ketabahan Seorang JandaWhere stories live. Discover now