Bab 67 - Kemarahan Reza

1.4K 158 65
                                    

Up tetap per 3 hari KECUALI nyampe 123 vote. Langsung Shirei up.

Sudah ready di draft semua. Siap pencet publish langsung

 Siap pencet publish langsung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

RAYA

Pada akhirnya, Reza berhasil mengajak Laura dengan setengah paksa menuju rumah sakit. Dia bahkan tega menyeret Laura untuk masuk ke mobil. Tentu saja tenaga Laura kalah jauh.

Bram sengaja tidak memakai supir karena tidak tahu berapa lama mereka akan di rumah sakit. Rasanya terlalu merepotkan kalau harus membawa supir sementara ada lima orang yang naik ke mobil keluarga dengan harga lumayan menguras kantong itu. Daffa dititipkan ke asisten rumah tangga mereka sementara. Di rumah sakit terlalu lama akan sangat membosankan bagi bocah kecil itu. Lagipula, banyak penyakit dari pasien yang datang. Berbahaya kalau sampai Daffa tertular.

Mami duduk di tengah, sementara Reza dan Laura di bangku belakang. Sepanjang jalan, Laura menggerutu sampai Mami Lena pun menegurnya.

"Ayolah Laura. Paling banter disuntik saja. Kamu sudah besar. Bertahanlah sedikit!"

"Halah! Mami juga tadinya nggak mau ke rumah sakit kok sok nasehatin aku!"

"LAURA! Jaga bicaramu!" Kali ini Reza terlihat kesal ibunya diperlakukan seperti itu.

"Ya, tapi memang kenyataan, kan? Mami juga nolak ke rumah sakit. Kenapa aku dipaksa kalau nggak mau!" balasnya ketus.

"Sekarang 'kan Mami mau. Jadi, kamu juga mau, ya? Kan katanya mau punya anak." Mami Lena masih berusaha membujuk baik-baik.

Laura membuang muka ke luar jendela mobil yang masih bergerak dengan kecepatan sedang menuju rumah sakit.

"Mami udah punya anak dari Raya juga masih bawel minta dari aku!" keluh wanita itu dengan suara yang sengaja dikeraskan.

Kali ini Reza terlalu lelah untuk menanggapi dan memilih memejamkan mata sambil beristighfar.

Bram tetap diam menyetir sementara Raya duduk di sebelahnya seolah tak peduli dengan pembicaraan heboh di belakang. Isi kepalanya lebih ke arah apa yang akan terjadi pada Mami jika benar ada penyakit berbahaya yang menyerangnya.

Tadi pagi saja, Raya sempat melihat Mami diam-diam meminum Paracetamol. Sesuatu yang tidak biasa terjadi.

Firasatnya mengatakan demikian.

🌸🌸🌸

POV 3

"Wah, nomor kita berurutan." Reza tampak senang memandang nomor tujuh yang digenggamnya dan delapan yang dipegang Bram.

"Aku mau menemani Mami medcheck dulu." Raya bangkit dan tersenyum.

"Jangan! Kamu duduk di sini aja. Biar aku yang nemenin Mami." Bram bangkit dan menekan pundak Raya untuk kembali duduk dengan lembut.

Putra yang Tak Kupunya x Ketabahan Seorang JandaWhere stories live. Discover now