Kisah Sebelumnya
"Omong-omong, weekend ini, kita coba gaun pengantinmu, ya."
Aku membeliak kaget.
Maaf , baru sempet update. Curhat di bawah. T_T
"Besok?" Aku berusaha mencerna kalimatnya. Sementara Mas Bram tetap duduk santai sambil menyesap teh yang masih mengepulkan asap.
Aku memandang pergelangan tanganku yang terasa berisi. "Aku lagi gendut banget, lho, Mas. Udah naik delapan kilo dan bakalan terus naik sampai lahiran. Gimana mau fitting?"
Mas Bram terkekeh. "Aku beberapa hari lalu bertanya pada desainer baju pernikahan yang menangani kakakku. Katanya, tak mungkin selesai menjahit baju dalam kurun waktu seminggu apalagi kamu juga kalau habis lahiran pasti akan sangat lelah. Mana tega aku suruh fitting."
"Ya, terus?"
"Lha iya. Justru karena itu fitting-nya sekarang."
"Kalau pas hari H kekecilan gimana?" Aku masih khawatir. Kedua jemariku bertaut gugup.
"Oh, masalah ini juga sudah kusampaikan. Katanya, kamu akan dibuatkan gamis yang fleksibel."
Aku tentu saja langsung mengerutkan alis heran. Bagaimana caranya membuat gamis yang ukurannya fleksibel?
"Aku tidak begitu paham. Tapi dia mengajukan desain seperti ini." Mas Bram mengaktifkan tabletnya, menekan-nekan layar beberapa saat kemudian memperlihatkan sebuah foto desain gaun yang sangat anggun.
Model babydoll yang memiliki karet ketat di bawah dada, tapi bagian bawahnya longgar sekali dan menjuntai hingga ke mata kaki. Mengingatkanku pada baju Putri Serenity dari Sailor Moon dahulu kala. Hanya saja, ini ada belahan tengahnya yang busui friendly.
YOU ARE READING
Putra yang Tak Kupunya x Ketabahan Seorang Janda
Åndelig[21+] Adnan meminta Raya melahirkan anak pertama laki-laki. Raya menyetujuinya dengan santai. Akan tetapi, perjanjian itu ternyata berakibat fatal karena Raya kini mengandung anak perempuan. Ketika Adnan menjatuhkan talak dan akan menceraikan Raya...