Bab 42 - Sekarat

1.9K 210 110
                                    

Jangan bosen dg request vote, yaaa. Heheheh

DAPAT 123 Vote dalam 24 jam, UPDATE LAGI Kamis.

Kalau enggak, ya sampai jumpa Jumat!

Suara Bram yang mengatakan bahwa Daffa sudah ditemukan membuat siapa pun di ruangan itu terpana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara Bram yang mengatakan bahwa Daffa sudah ditemukan membuat siapa pun di ruangan itu terpana. Raya membelalakkan mata dan berulang kali mengucapkan hamdalah, serta menyebut semua nama Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur. Setelahnya, wanita berjilbab lebar itu sujud syukur atas semua rahmat dan berkah.

Bram sempat terkejut dengan reaksi Raya, tapi akhirnya dia pun melakukan hal yang sama diiringi tatapan sinis Laura.

"Mi, kami berangkat ke kantor polisi. Mami di rumah aja. Nanti kami kabari kelanjutannya." Bram mengecup kening Mami Lena dan merengkuhnya sebelum akhirnya bangkit kembali.

"Semoga Daffa sehat!" Mami menepuk-nepuk punggung tanggan Bram sebagai bentuk dukungan moral.

Mami Lena sebenarnya juga ingin ikut menemani. Namun, dia tahu bahwa kehadirannya hanya akan merepotkan. Berkerumun masuk ke kantor polisi bukanlah hal bijak.

"Aamiin." Baik Bram maupun Raya menjawab dengan khidmat.

Bram mengangsurkan tangannya ke arah Raya. Istrinya pun menyambut ajakan itu dengan senyum mengembang di wajah.

"Pak Eko, kita berangkat! Daffa sudah ditemukan!" Bram memberi tanda supirnya yang tengah duduk di teras. "Pak Eko?" Bram memanggil ulang ketika terlihat tidak ada sahutan.

"Eh, iya, Pak." Eko tersentak dan melompat dari kursinya. Pandangan yang sedari tadi kosong, langsung fokus. "Mau pergi ke mana, Pak?"

Bram menyadari Eko belum terfokus. "Bapak bisa nyetir? Daffa ditemukan."

Mulut Eko membuka lebar sebelum tersenyum penuh kelegaan. "Bisa, Pak!"

Maka mobil Mercedes milik Bram pun meluncur dengan kecepatan tinggi ke kantor Polisi. Detektif yang disewa Bram ternyata menggunakan informasi yang mereka punya untuk diserahkan kepada Polisi. Dengan pengaruh kuat dari pemilik jabatan tinggi di kepolisian, semua bisa diurus lebih cepat. Sisanya ditangani langsung oleh pihak kepolisian yang dengan cekatan mengolah informasi yang mereka terima untuk menemukan Daffa. Hal itu untuk mencegah terlibatnya Bram jika sampai detektif yang Bram sewa melakukan sesuatu yang berbahaya.

Suara bayi menangis terdengar keras begitu Bram dan Raya mendekat di pintu masuk. Tidak berhenti dan terdengar begitu menyayat.

Ruang kepolisian dengan meja-meja berjajar seperti kantin, tapi jauh lebih bersih. Di bagian kanan ada petugas administrasi yang mencatat setiap tamu yang datang.

Namun, tampaknya mereka sudah mengetahui siapa Bram dan Raya karena ada seorang polisi senior yang langsung menghampiri mereka. Di belakangnya bergerak seorang polisi wanita yang menggendong seorang bayi.

Putra yang Tak Kupunya x Ketabahan Seorang JandaWhere stories live. Discover now