6. Iris

1.4K 95 2
                                    

Enjoy the music ☝️ enjoy the story 👇

Aku mendesis kesakitan karena cengkraman Vicky yang begitu kuat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku mendesis kesakitan karena cengkraman Vicky yang begitu kuat. Jalannya semakin cepat di koridor.

Orang-orang menatap kami dengan ekspresi terperangah.

Aku pasrah membiarkan apapun yang akan Laras cs lakukan padaku hari ini. Aku tidak akan melawan.

Seperti yang kuduga, Vicky membawaku ke kantin yang ramai.

Okey, jadi mereka tidak akan menelanjangiku di lapangan, tapi di kantin.

Bahuku bergetar merinding.

Sosok Laras tersenyum bangga ke arah Vicky karena berhasil menangkap mangsanya, akulah mangsa itu.

Seisi kantin menghentikan acara makan mereka untuk menonton apa yang akan Laras lakukan padaku kali ini.

"Ikut gue keluar," perintah Vicky ketika kami tiba di hadapan Laras.

Vicky berusaha untuk tidak mencuri perhatian, tapi satu kantin lebih dulu hening karena terheran melihat pemandangan tak biasa, Vicky menggenggam tanganku.

"Kemana?" sahut Laras. "Gue baru nyampe sini, habis dari lab. Gue laper, tau."

"Ikut gue keluar sekarang," desak Vicky.

"Mau ngerjain si anak pungut ini?" Laras melirik sadis ke arahku.

"Nanti aja lah, Ki. Gue lagi males-"

"Lo mau gue bongkar semuanya di sini?" sela Vicky membuat Laras menautkan alis.

Aku mendongak, menatap wajah Vicky yang terlihat berbeda dari apa yang kubayangkan. Aku tidak salah dengar, Vicky memang mengancam Laras.

"Maksud lo apa?" Laras mulai menanggapi dengan serius. Senyumnya agak memudar.

Sudut matanya melirik ke arah tanganku yang digenggam Vicky sangat erat.

"Minta maaf ke Samara!" perintah Vicky.

Baik aku, Laras, dan beberapa orang di sekitar sana menatap tak menyangka.

"Lo suruh gue apa?" Laras menaikkan nada bicaranya.

"Minta maaf ke Samara atas apa yang udah lo lakuin ke dia selama ini."

Tangan Laras terkepal. Bibirnya menipis. Dia melepaskan tangan Vicky dari tanganku sambil mengerang. "Apa-apaan loh, Ra? Lo guna-guna Vicky sampai dia nyuruh gue minta maaf ke elo?"

"Enggak." Aku menggeleng takut.

"Gue nyuruh lo minta maaf ke Samara, bukannya nyalahin dia," sela Vicky.

"Ki, lo pasti lagi nge-prank gue, kan? Kenapa tiba-tiba lo dukung dia?"

"Dari dulu gue dukung Samara, nggak pernah dukung lo."

EVIDEN (END)Where stories live. Discover now