57. Celosia

224 29 2
                                    

Maap bt, telat 😭
Semalem lupa mau update 🙏🙏🙏

Tangan terukir tato naga di lengan bagian atas itu membuka pintu mobil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tangan terukir tato naga di lengan bagian atas itu membuka pintu mobil. Mata sembab muncul dari kaca jendela. Vicky menghentakkan kakinya yang lunglai ke atas tanah. Lantas melangkah sempoyongan ke arah pintu sebuah mansion mewah.

Pintu porselen putih itu didorong dengan kasar. Dia beruntung pintu itu tidak dikunci meskipun jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

Vicky mengedipkan matanya yang berkunang-kunang. Berusaha berdiri tegak.

"Vicky!" seru seorang wanita dengan nada padat akan emosi.

Vicky mendengar suara itu samar-samar dan menganggap dia cuma mengigau. Sosok wanita beralis tajam lebih dulu tiba di hadapannya sambil mendorong dadanya keluar dari area rumah.

"Kamu mabuk?" Bu Andrea berdecih.

Vicky menghela napas kasar. Mengalihkan pandangan ke lantai. "Cuma mau ambil tas di kamar."

"Jangan pernah berani masuk ke rumahku kalau kamu sedang mabuk. Mengerti?" ancam Bu Andrea.

Vicky tetap melangkah masuk. Tangannya berpegangan di tembok.

"Vicky, Mama belum selesai bicara!"

Vicky menoleh ke arah mamanya. "Apa lagi, Ma?"

"Kamu sudah hancurkan reputasi Mama. Orang-orang tanya mama apakah kabar tentang kebodohan kamu itu benar? Mama harus jawab apa?"

Vicky menautkan alis.

"Mereka semua sudah tau kalau kamu bodoh dan kamu nggak lulus tahun lalu. Apakah mama harus jawab kalau kamu itu memang bodoh dan bajingan seperti ayahmu?!"

Tangan Vicky terkepal. Rahangnya mengatup. Seandainya orang di hadapannya bukan ibunya, dia pasti sudah menghantam orang itu.

"Ngaca, Ma! Ngaca!" Vicky menunjuk wajah mamanya dengan telunjuknya. "Siapa yang bajingan? Seorang ibu seharusnya memberi kasih sayang ke anaknya, bukan cuma mementingkan reputasi.

Mama pikir Papa bajingan? Karena dia punya bisnis gelap, bukan berarti dia orang jahat.

Dia nggak cari kekuasaan dengan menjatuhkan orang lain seperti siasat mama untuk jadi kepala sekolah di Triptha. Papa bukan koruptor seperti mama!"

Tangan gemetar Bu Andrea mengayun kasar di pipi kiri Vicky. Suara tamparan menggema.

"Jangan pernah menginjakkan kaki di rumah ini lagi."

EVIDEN (END)Where stories live. Discover now