54. Gardenia

233 38 11
                                    

Vote dulu yuk.

Hari yang dinanti-nanti telah tiba

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Hari yang dinanti-nanti telah tiba. Ujian Nasional berlangsung selama empat hari. Semua wajah anak kelas dua belas seperti dicat dengan rupa yang sama, tegang dan serius.

Aku berdoa siang dan malam untuk diberi kemudahan dalam mengerjakan soal-soal. Dengan tulusnya, mengikrarkan doa lain, doa agar Vicky dilancarkan dan tidak tinggal kelas lagi.

"Mau ada acara apa?" tanya Vicky ketika kami akan berangkat di hari ketiga ujian dan dia menjemputku di depan rumah.

Perhatian semua orang akan tersita tiap kali mereka lewat jalan depan gerbang rumahku oleh hiasan-hiasan yang sedang ditata rapi.

"Ulang tahun gue," sahutku sambil mengulum senyum. Bukan tidak senang, ini sangat istimewa, sungguh. Namun aku tau dibalik kebahagiaan yang Bunda dan Papa berikan ada perjanjian yang merugikanku. Apalagi jika bukan perjanjian untuk menerima Rendra sebagai jodohku.

"Gimana ujian kemarin? Mudah, kan?" tanyaku di tengah perjalanan.

"Lumayan."

"Lo yakin kali ini bisa lulus?" aku menopangkan daguku di bahunya.

"Karena elo."

Aku teringat ucapan Abel. Vicky adalah sosok yang selama melindungiku, ada setiap saat, dan menemaniku dalam segala situasi. Sayangnya dia tidak pernah jatuh cinta padaku. Mungkin aku bukan tipe gadis yang ia inginkan.

Ujian berlangsung khidmat. Setiap kali berganti nomor soal, ingatanku mengenang satu persatu peristiwa di sekolah ini yang kurajut selama dua tahun terakhir. Tak terasa aku akan segera meninggalkan tempatku tumbuh menjadi gadis lebih dewasa seperti ini.

Ketika ujian selesai, semua siswa dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan. Aku dan Vicky bertemu di parkiran. Sempat bertemu Abel yang kini sudah bisa berjalan tanpa tongkat. Dia bahagia bersama Aidan yang selalu menjaga langkahnya tetap seimbang.

Mereka terlihat serasi.

"Ayo, Ra," desak Vicky ketika aku tak mengalihkan pandangan cemburu ke arah Aidan dan Abel.

Aku naik ke atas motornya.

"Desta mau ketemu sama lo."

Aku menautkan kening. Mungkin dia adalah satu-satunya orang yang bisa kupercaya sejauh ini. Tidak ada perempuan lain yang Desta sukai, tidak ada kesalah pahaman, dan tidak ada pengkhianatan. Rasanya, meminta bantuan Desta untuk mencegah perjodohanku dengan Rendra terdengar lebih realistis daripada cowok-cowok di masa lalu.

"Dia udah nunggu di kafe. Dia bilang, dia setuju bantuin lo bebas dari perjodohan ini."

Tanganku begerak gusar di atas lutut. Memastikan ekspresi Vicky yang datar seperti biasanya.

"Dia tau apa artinya bantuin gue bebas dari perjodohan ini, kan?"

"Dia mau jadi pacar lo. Dia mau nikah sama lo kalau itu perlu."

EVIDEN (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant