vol - 8

13K 738 13
                                    

Happy reading

Di dalam kamar ada dua insan yang memiliki jenis kelamin serupa, mata nya masih terlelap tidur dalam posisi saling berpelukan satu sama lain.

Drttt..

Drttt...

"Chipi chipi, chapa chapa
Dubidubi, dabadaba
Mágico mi dubidubi boom, boom, boom, boom"

Suara alarm yang begitu keras membuat salah satu nya terbangun.

"Emm....berisik" lirih nya dengan suara ciri khas bangun tidur.

Dirga bangun ia meraih ponsel yang bergetar di atas meja, menggeser tombol berhenti untuk mematikan nya.

Sementara yang satu nya masih tertidur pulas, dia tidak pernah tidur se-nyenyak ini kedua orang tua nya meninggal dunia.

Dirga melirik ke bawah nya, melihat Alvin masih tidur dengan memeluk erat-erat tubuh nya, dia mendengar dengkuran kecil dari bibir yang sedikit terbuka.

Dirga melihat bibir itu, dia ingat pertama kali dia mencium bibir Alvin saat mereka belum sama-sama kenal.

"Sial, apa yang aku pikir kan" batin nya.

Otak dan hati nya sama-sama tidak bekerja saat ini.

"Seperti nya bibir itu manis" batin nya.

Dirga membungkuk sedikit untuk menyamakan diri nya dengan Alvin.

"Cium sedikit aku rasa tidak masalah" batin nya.

Dirga perlahan mendekati bibir nya dengan bibir Alvin,

"Hmm..." Lirih Alvin.

Karena merasa wajah nya di terpa oleh angin, Alvin membuka mata nya dia melihat wajah Dirga mendekati nya.

"Aaaaaaa..."

Plak

Alvin menampar pipi Dirga dengan keras.

"Kamu ini apa-apaan!!" Kesal Dirga.

"Bapak ngapain di sini?!!" Tanya Alvin.

Alvin menjauh sambil menutupi dada nya.

"Jangan bilang..." Ucap nya.

Alvin mengintip di balik selimut untuk melihat milik nya.

"Hufff.. syukur lah masih aman" ucap nya.

"Kamu pikir saya apain kamu!!" Kesal Dirga.

Dirga masih merasakan sakit di bagian pipi nya.

"Trus bapak ngapain di sini, ngapain di kamar gua?!" Teriak Alvin.

Dirga diam dia beranjak dari kasur tidak mau menjawab nya.

"Jangan bilang bapak mau..."

"Jangan berpikir aneh-aneh, saya hanya kasihan sama kamu!!"ucap nya Tampa melihat ke arah Alvin.

"Itu pasti alasan!!"

Alvin berlari ke kamar mandi, di sana ada kaca dia melihat ke arah leher nya takut ada tanda.

"Nggak ada" ucap nya.

Dia keluar Dirga sudah pergi ke luar kamar.

"Pak, mau ke mana?" Tanya Alvin mengejar Dirga yang kini berjalan ke arah pintu.

"Saya mau pulang" ucap nya sepontan.

Alvin merasa bersalah karena menuduh yang tidak-tidak kepada Dirga.

"Sial, tadi aku memikirkan apa sampai mau mencium nya" batin Dirga.

Alvin memegang ujung baju Dirga sontak pria itu berhenti dan menoleh ke arah nya.

"Kenapa?"

"M-maaf pak, gua nggak bermaksud buat memfitnah bapak" ucap nya.

Wajah itu sangat imut jika di lihat-lihat oleh Dirga, dia berusaha untuk tetap tenang agar debaran jantungnya tidak di dengar oleh nya.

"Udah lah lupakan saja, saya mau pulang" ucap Dirga.

Dirga melepaskan tangan kecil itu dari ujung baju nya.

Alvin merasakan rasa bersalah nya, dia pikir Dirga marah dengan nya tapi sebaliknya Dirga tidak marah dia hanya ingin Alvin mencegah dia pulang.

Lihat saja langkah kaki nya sengaja ia lambat kan.

"Apa dia akan menghentikan ku?" Batin Dirga.

1 detik

2 detik

3 detik

Kini dia sudah berdiri di depan mobil nya sendiri, tapi tidak ada tanda-tanda Alvin akan mencegah nya pulang.

"Aku ini kenapa jadi begini" batin nya.

Dirga memegang pintu mobil nya.

"Pak" panggil Alvin.

"Hahaha...aku tau dia tidak mungkin mau melepaskan ku begitu saja" batin Dirga kesenangan.

"Ekhmm..ayo stay cool Dirga" batin nya.

"Apa?" Ucap nya sedikit berbeda dengan hati nya.

"Kunci mobil nya pak" ucap Alvin.

Dirga tadi keluar tidak membawa kunci mobil, dia pergi begitu saja untung Alvin sadar dan membawanya ke luar untuk memberikan kepada Dirga.

"Hah?"

"Oh, ya sini"

Alvin menyerahkan kunci nya, ia lihat Dirga cukup kesal dengan pipi tercetak bekas tamparan dari Alvin.

"Pak, maaf untuk pipi nya lagian bapak sih ngapain tidur di kamar gua" ucap Alvin.

"Heh, saya ke kamar kamu karena kamu mengigau" ucap Dirga.

"Mengigau?" Beo Alvin.

"Iya, kamu bilang 'pak Dirga genteng, tampan, sexy'" ucap Dirga dengan nada mengejek.

Itu semua akal-akalan Dirga saja tidak ada Alvin mengigau seperti itu di dalam tidur nya.

Bluss...

Tapi ucapan Dirga berhasil membuat Alvin memerah seperti kepiting rebus.

"B-bapak bohong mana mungkin gua kek gitu" ucap nya.

Jelas saja Alvin tidak percaya walaupun dia sudah membayangkan apa yang di katakan oleh Dirga.

"Kamu mana ingat karena kamu tidur"

Dirga tersenyum tipis saat melihat anak itu panik di depan nya.

"Ngg- nggak, mungkin gua kek gitu, lagian ngapain bapak tidur satu kamar dengan gua" ucap nya berusaha menahan rasa gugup nya itu.

"Itu karna kamu tiba-tiba peluk saya, kamu yang menarik saya ke atas kasur, trus bilang 'jangan tinggal kan aku" ejek Dirga.

Pug

Pug

Pug

Alvin memukul-mukul Dirga karna dia kesal dan salah tingkah di buat nya.

"Gua nggak kayak gitu!!!" Kesal nya.

"Adu..duh..duh... jangan pukul-pukul saya orang saya benar tidak bohong"

"Udah lah, pulang sana!!"

Alvin mengusir Dirga dari rumah nya.

"Memang saya mau pulang lagian saya takut lama-lama di sini"

Alvin menekuk wajah nya.

"Bisa-bisa nanti saya yang di lecehkan" ucap nya sambil terkekeh geli.

Menyalakan mobil dan pergi meninggalkan kawasan rumah Alvin.

"Arggghh....pak Dirga nyebelin!!!!" Teriak nya sambil menghentakkan-hentakan kaki nya.

"Awas aja gua balas nanti!!"






Tbc

Pak Guru  - BL √Where stories live. Discover now