[ 05/30 ]

525 67 6
                                    

Kupu-kupu itu memandang pantulan bayangannya di dalam air yang menggenang. Ia kepak-kepak sayapnya pelan, seolah sedang memastikan penampilannya baik-baik saja. Ia tahu, kisah di hari ke lima ini akan luar biasa. Tentang pertemuan pertama, dan kecanggungannya.

◎◎◎

Dino berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya sambil memeriksa bayangannya di cermin. Semua sudah sempurna, hanya saja, dia merasa sangat gugup. Bagaimana tidak? Hari ini dia akan bertemu Ersha untuk pertama kalinya.

Aneh, ya? Mau bagaimana lagi, Dino dan Ersha saling mengenal dan jatuh cinta tanpa pernah bertemu sebelumnya. Hanya melalui ponsel dan sebuah aplikasi perpesanan yang menjadi perantara. Mereka jatuh cinta, karena sama-sama berperan sebagai orang lain, sebelum akhirnya memutuskan untuk membuat nyata hubungan mereka.

Setelah lima belas menit, Dino memutuskan untuk turun dan berangkat ke tempat pertemuan. Untungnya, ia dan Ersha tinggal di kota yang dekat. Mereka memutuskan untuk bertemu di pusat kota.

"Pasti semua akan baik-baik saja," kata Dino terakhir kali sebelum ia memutuskan turun dari mobil dan menuju kafe yang telah disepakati. Ia mengembuskan napas dengan gugup.

Dino berjalan lurus, tanpa perhatian penuh. Dia sangat gugup, tapi harus ia kendalikan semuanya. Ia tidak ingin Ersha melihatnya sebagai sosok yang a—bruk!

Tubuh Dino terjatuh dan sesuatu berwarna pekat yang hangat mengotori bajunya. Pikiran Dino kosong seketika, emosi memenuhi kepalanya.

"Kalau jalan bisa lihat-lihat? Apa kamu tidak lihat ada saya di sa—Ersha?" omel Dino terpotong setelah melihat wajah orang yang menabraknya tadi.

"He? Dino?"

Suasana berubah dingin seketika. Ersha masih terjatuh dengan sedikit menimpa kaki Dino, dan Dino masih memandangi Ersha dengan wajah kaget.

"Can—eh kamu luka?" tanya Dino gugup, amarahnya langsung hilang dalam hitungan detik, bahkan ia malah terpesona dengan kehadiran Ersha.

Ersha menggeleng, canggung. Ia menunduk dan melihat bahwa tubuhnya sedikit menimpa Dino dan kopinya telah mengotori baju Dino. Sontak, Ersha bergeser dan segera bangun. Ia memandang Dino khawatir.

"Dino, m—maaf, aku tadi, anu, tadi itu a—aku," ucap Ersha terbata, ia menghela napas, kemudian melanjutkan, "maaf, kayaknya aku sedikit jatuh ke kamu dan kopiku mengotori bajumu. Apa kakimu baik-baik saja?"

Dino benar-benar terpana pada Ersha dan masih terus mengamati wajahnya. Membuat Ersha sedikit berjongkok dan mengulurkan tangan untuk membantu Dino.

"Dino?"

"Eh, k—kenapa?" jawab Dino sambil menggelengkan kepala, pipinya terlihat memerah.

"Kayaknya aku bikin kaki kamu luka dan baju kamu ko—"

"Tidak masalah, aku punya cadangannya di mobil," jawab Dino cepat sambil berdiri.

"Cadangan kaki?" tanya Ersha ragu.

Mata Dino membulat tidak mengerti mendengar perkataan Ersha. Ia memutar balik kejadian dan memikirkan kata-kata itu sebelum akhirnya tersadar dan tawa lepas muncul dari bibirnya, membuat Ersha merasa dunianya berhenti seketika.

"Cadangan baju, bukan kaki, tadi kamu bilang bajuku ketumpahan kopimu, bukan?" jelas Dino dengan senyum terulas di bibirnya.

Ersha mengangguk, menolak melihat Dino lebih lama lagi, perutnya terasa mual, tapi rasa senang membuat dadanya sesak.

"Jadi, salam kenal. Aku Dino, mun-nya Nages," ucap Dino sambil mengulurkan tangannya.

Ersha menyambut uluran tangan itu dengan gugup. "Aku Ersha, mun-nya Ayumi, pacarnya Nages."

◎◎◎

[*] mun = pemilik utama, pemeran, orang di belakang.
Contoh : mun-nya Nages, artinya orang yang memerankan karakter dan sosok Nages.

[**] cerita di dalam buku ini memiliki satu benang merah yang sama, dengan alur maju mundur.

◎◎◎

Minggu, 5 Agustus 2018
07.08 WIB
Interpretasi Gambar

a Tiny Linie Bitty : NPC's 30 Days Writing Challenge 2019Where stories live. Discover now