[ 28/30 ]

186 27 0
                                    

Tidak ada yang pernah tahu apa yang akan terjadi nantinya. Mungkin saja, dia yang katanya melupakanmu malah sedang mati-matian mencarimu. Atau, dia yang bilang akan menemanimu, nyatanya malah hilang ditelan waktu.

Begitu pula yang terjadi dengan Ersha. Enam tahun sudah berlalu sejak Ersha terakhir menerima surat dari Dino. Ia sama sekali sudah berubah, rambutnya yang ikal sekarang tergerai lurus, begitu juga dengan adanya kacamata bulat yang membingkai manis matanya.

Ersha sudah menjadi salah satu penulis novel misteri seperti yang pernah ia impikan dulu. Belum terlalu dikenal, tapi cukup membuatnya dapat tersenyum karena usaha kerasnya tidak sia-sia. Ia memutuskan untuk terus menulis, dan terjadilah hal ini.

Ada satu yang nyatanya belum berubah bagi Ersha, yaitu perasaannya untuk Dino. Ia memang telah mengikhlaskan Dino, sudah sekuatnya ia berusaha. Namun, bagian hatinya yang pernah diisi oleh Dino masih terkunci. Belum sanggup ia membuka hatinya.

Ia tidak mengharapkan Dino kembali. Karena baginya, Dino adalah kenangan manis yang tidak akan pernah bisa ia lupakan. Mereka memang tercipta untuk saling mengagumi, belajar satu sama lain, lalu meninggalkan demi pendewasaan. Dan Ersha menerima hal itu.

Hari ini, tepat peluncuran novel ke duanya, Ersha memutuskan untuk menggali lagi lubang yang ia buat untuk mengubur kotak berisi surat-surat milik Dino. Sudah waktunya ia berdamai dengan semua itu, membiarkan semua perasaannya kembali, meski hanya untuk benar-benar mengikhlaskan.

"Bukannya hari ini peluncuran novel ke duamu?"

Sebuah suara mengagetkan Ersha yang sedang serius membaca surat milik Dino. Ia menoleh, dan mulutnya terbuka lebar. Di hadapannya terlihat sosok yang sangat ia rindukan, tapi dengan versi lebih dewasa.

Sosok itu mengulurkan tangannya ke arah Ersha, akan membantu berdiri. Sementara itu Ersha hanya memandangi tangan itu dengan bingung, lalu memilih untuk menyambut uluran tangannya.

"Sepertinya kamu berhasil menjadi penulis," kata sosok itu lagi, sambil tersenyum.

Ersha menatap sosok itu bingung, sekuat tenaga menahan air matanya. "D—dino? Tapi, kamu bilang kamu nggak a—"

"Hidup memang selucu itu," jawab Dino dengan senyum lebar. Ia menarik Ersha ke pelukannya. "Akhirnya, aku pulang."

◎◎◎

Selasa, 28 Agustus 2018
17.09 WIB
"Tapi kamu bilang ..."

a Tiny Linie Bitty : NPC's 30 Days Writing Challenge 2019Where stories live. Discover now