[ 24/30 ]

170 27 0
                                    

Ersha mengumpulkan amplop demi amplop yang diterimanya sejak satu tahun lalu. Banyak di antaranya amplop berwarna biru dengan hiasan hati merah muda.

Dibacanya lagi berulang kali isi surat itu, sambil sesekali ia tertawa, meringis, atau menggigit bibirnya karena begitu sulit menahan sakit yang ia rasa.

Surat terakhir yang ia dapat beberapa hari lalu, tentang perpisahannya dengan Dino, ia pandangi dalam-dalam. Pelan, ia memeluk kertas itu dan menangis.

Dino telah memilih meninggalkannya, membuat akhir dari cerita yang mereka rajut setahun ini. Dalam sisi terdalam hatinya, Ersha tahu bahwa keputusan Dino sudah sangat tepat.

Maka, ia juga membuat keputusan besar. Dimasukkannya puluhan lembar surat itu ke dalam kotak berwarna hitam, dan dibawanya ke halaman belakang.

Masih dengan mata basah, ia menggali sebuah lubang berukuran kecil, cukup dalam. Lalu memasukkan kotak itu ke dalam lubang tersebut, menguburnya hingga tidak terlihat lagi.

Terakhir, Ersha jatuh terduduk dan menangis di depan lubang yang sudah tertutup. Ia tahu, ia harus melepas Dino, merelakan kepergiannya, dan terus melangkah maju.

"Aku sayang kamu, Din, sangat sayang. Karena itu aku tahu kalau ini waktunya aku melepasmu. Karena kamu ... berhak mendapat yang lebih baik untukmu, bukan sebatas semu seperti aku."

◎◎◎

Jumat, 24 Agustus 2018
14.14 WIB
Surat

a Tiny Linie Bitty : NPC's 30 Days Writing Challenge 2019Where stories live. Discover now