[ 11/30 ]

280 49 2
                                    

"Ayo, jalan-jalan?" ajak Dino saat sambungan teleponnya diangkat Ersha.

"Ha?"

"Ayo, jalan-jalan. Kamu libur, bukan?"

"Iya, tapi—"

"Oke, aku jemput jam lima sore, ya. Tidak perlu berdandan rumit, jadi diri sendiri saja sudah manis," potong Dino sebelum Ersha menyelesaikan kalimatnya.

"Mau ke mana?"

"Pakansari."

"Ha?"

Sambungan ditutup. Ersha memandangi ponselnya yang perlahan mati sambil terus berusaha mencerna apa yang sedang terjadi sekarang.

Baru saja Dino mengajaknya pergi jalan-jalan ke Pakansari. Apa benar? Pakansari merupakan salah satu gelanggang olahraga terbesar di kota tempat tinggal Ersha, Cibinong, Bogor. Bukan saja terbesar di Bogor, tetapi juga katanya terbesar di Indonesia.

Setahu Ersha tempat itu biasanya memang dijadikan tempat untuk menghabiskan waktu bersama orang di malam minggu. Yang membuat Ersha bingung adalah kenapa Dino mengajaknya ke sana? Dino tidak begitu suka keramaian. Dan tempat itu sangat amat ramai, bahkan jika bukan malam minggu.

Namun, Ersha menyingkirkan perasaan bingungnya dan segera bersiap. Sudah lama sekali ia menantikan saat bermalam minggu bersama Dino seperti sepasang kekasih lain. Untuk apa memikirkan hal aneh lainnya?

◎◎◎

Sesampainya di Pakansari, Dino memarkir mobilnya cukup jauh dan segera menarik Ersha menyusuri jalan yang ramai. Beberapa kali mereka berhenti untuk sekadar membeli permen kapas atau cilok kesukaan Ersha.

Ersha tidak berhenti tersenyum sejak tadi, ia sangat bahagia karena Dino akhirnya mengajaknya pergi dan terus menggandeng tangannya sambil menjaga agar Ersha baik-baik saja.

Tiba-tiba mereka sampai di salah satu sisi jalan yang dipenuhi mobil-mobilan dengan lampu di sekeliling rangkanya. Dino tersenyum jahil dan langsung mengajak Ersha menaiki mobil kayuh itu. Ya, mobil itu digerakkan bukan dengan bensin, melainkan dengan kayuhan seperti sepeda.

 Ya, mobil itu digerakkan bukan dengan bensin, melainkan dengan kayuhan seperti sepeda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu ngapain milih naik ini?" tanya Ersha sambil mengusap peluh di dahinya.

"Sengaja. Aku ajak kamu ke sini karena mau ngajak kami naik mobil kayuh ini," jawab Dino yang dengan semangat mengayuh mobilnya.

"Capek," keluh Ersha.

"Kurang romantis apa aku? Malam-malam ajak kamu naik mobil, mutar-mutar jalanan sambil makan permen kapas dan cilok?" canda Dino sambil mencolek dagu Ersha gemas.

"Kamu sengaja mau bikin aku olahraga namanya, sih," protes Ersha, bibirnya mengerucut kesal.

Dino tertawa, mengacak rambut Ersha sambil mengusap kepalanya pelan. "Aku suka menghabiskan waktu sama kamu, melakukan apa pun. Termasuk ini, hal baru, bukan?" katanya yang sekarang menarik tangan Ersha dan mengecup punggung tangannya pelan.

Pipi Ersha bersemu merah, rasanya panas. Ia membuang wajahnya ke samping, takut Dino akan meledeknya lagi jika melihat ekspresinya saat ini.

"Kamu buang muka sejauh apa juga aku tahu kalau kamu lagi blushing," ledek Dino, tawa keluar dari mulutnya.

"Berisik."

◎◎◎

Sabtu, 11 Agustus 2018
18.52 WIB
Wisata Domisili

a Tiny Linie Bitty : NPC's 30 Days Writing Challenge 2019Where stories live. Discover now