"Kan aku bilang sama kamu, jangan yang itu!" sentak Feriska kesal sambil melempar setangkai bunga berwarna kuning ke arah lelaki di depannya. "Aku nggak suka!"
Lelaki itu—Gerald, menahan kesal. "Apa sih bedanya?"
"Beda warna!" jawab Feriska masih dengan emosi tinggi. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan tangis. "Beda warna, beda warna beda warna, kamu gimana sih?"
Kesal, Gerald mengacak rambut frustrasi. "Kan cuma warna."
"Cuma warna?" tanya Feriska, matanya terbuka lebar. "Cuma kata kamu? Cuma?"
"Kan sama-sama mawar. Bedanya di warna aja. Tadi nggak ada mawar putihnya," jawab Gerald berusaha menenangkan.
Semakin kesal, Feriska memukul bahu bidang Gerald. "Aku benci banget, benci sama kamu. Kamu tau nggak kalo bunga itu punya banyak warna? Tau nggak kalo artinya beda-beda? Udah, aku nggak mau ngomong sama kamu. Makan tuh bunga kuning, bawa sana."
Kemudian gadis itu pergi dengan mata sembab dan berair menemaninya. Gerald menggelengkan kepala menyadari keadaannya sekarang. Perang dunia.
🐝🐝🐝
November 15, 2019
🐝: Perang Dunia
YOU ARE READING
a Tiny Linie Bitty : NPC's 30 Days Writing Challenge 2019
RandomAkan ada 30 hari, di mana sebuah kalimat akan membuatmu bercerita. Bagaimana ketika ia, memberi satu makna kecil yang menggigit. Sebuah karya sederhana, selama 30 hari, dengan bait kecil yang menggigit rasa penasaranmu. ♧ Butterfly's Rustle - August...