[ 10/30 ]

336 49 2
                                    

Hari ini sang kupu-kupu akan beristirahat. Sayapnya terlalu lelah untuk mengepak. Namun, ia tahu kisahnya masih harus diceritakan. Maka, di hari ke sepuluh ini, ia telah menyiapkan sesuatu. Kisah lain yang manis, dari sebuah perjalanan.

◎◎◎

Ersha membaringkan tubuhnya di rumput yang telah dialasi sehelai kain pantai. Hari ini ia dan Dino pergi untuk piknik setelah dua minggu tidak saling bertemu dan jarang berkomunikasi.

Ia tidak menyangka, hubungannya dengan Dino akan jadi senyata ini. Padahal sebelumnya mereka hanya semu.

"Sha, udah tiduran aja kamu," ucap Dino yang baru datang sambil ikut berbaring di sebelah Ersha.

"Untung hari ini cerah tapi sejuk, ya? Kalau panas bakal zonk banget pikniknya," jawab Ersha sambil menutup wajahnya dengan topi lebar.

"Sha, lihat kupu-kupu itu, deh. Yang sayapnya merah muda."

Ersha bangun dan mengalihkan pandangannya pada kupu-kupu yang dimaksud oleh Dino. "Bagus, ya?"

Dino mengangguk. "Itu kita sekarang, Sha."

"Maksudnya?"

"Metamorfosis, kamu tahu, bukan? Sebelum jadi kupu-kupu, pasti sebelumnya dia melewati fase telur, berubah jadi ulat, lalu kepompong, dan terakhir kupu-kupu. Seperti kita," ucap Dino sambil menerawang.

Ersha diam, tidak menjawab. Ia memilih membiarkan Dino menyelesaikan perkataannya dulu.

"Waktu itu kita sama-sama asing, kamu dan aku masih berupa telur. Yang kemudian saling mengenal, dan merangkak pelan untuk memahami satu sama lain, menjadi ulat. Waktu pun berlalu, aku dan kamu mulai menyadari ada yang berbeda di antara kita. Sayangnya—"

"Kita merasa takut dan memilih untuk menutup diri menjadi seperti kepompong," potong Ersha sambil tersenyum.

Dino memandang Ersha, lalu mengangguk. "Butuh waktu cukup lama untuk kita saling memberanikan diri, hingga kemudian berjanji untuk menjaga hati satu sama lain. Akhirnya, satu waktu, kita mulai percaya dan menjadi kupu-kupu."

"How sweet," ledek Ersha. "Sejak kapan kamu bisa buat kata-kata kayak gitu?"

"Sejak tadi, lihat kupu-kupu dan kamu," jawab Dino, tertawa. "Aku belum selesai."

"Ah, iya iya. Lanjutkan."

"Sekarang kita sudah bermetafosa menjadi kupu-kupu. Apa yang kita jalani itu indah, kepakan sayap kita sempurna. Namun, kamu harus tahu satu hal; tidak ada yang selamanya," kata Dino. Ia memutar tubuhnya dan mengambil topi lebar dari wajah Ersha.

"Ketika saat itu tiba, kupu-kupu harus mati, kamu harus percaya kalau kehidupan selanjutnya mungkin akan lebih indah dari yang sudah ada," lanjutnya, menatap lembut tepat pada manik mata Ersha.

"Jangan bersedih karena kupu-kupu itu mati, tapi tersenyumlah, karena kupu-kupu itu pernah terbang dan membuatmu bahagia."

Ersha terpaku, ada takut yang menjalari hatinya. Mendadak. "Kenapa kamu bicara seperti itu? Kamu mau pergi?"

Dino kembali pada posisinya, memejamkan mata. "Kalaupun aku pergi, aku tidak mungkin melupakan kamu. Dan bukan sekarang."

◎◎◎

Jumat, 10 Agustus 2018
08.16
Metamorfosis

16Metamorfosis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
a Tiny Linie Bitty : NPC's 30 Days Writing Challenge 2019Where stories live. Discover now