[ 29/30 ]

231 24 0
                                    

Hari ini hari pertama Ersha mencoba menjadi seorang sukarelawan di daerah pinggiran kotanya. Ia menyukai anak kecil, karena itu ia memilih menjadi tenaga pengajar bagi anak-anak kecil di lingkungan itu.

"Kak, bagaimana jika mendongeng?" ucap seorang anak kecil dengan baju putih yang lusuh dan rambut panjang berantakan.

"Baiklah, Kak Ersha mau dongeng tentang si pembalap kuda dan kucing yang malang," jawab Ersha sambil bertepuk tangan. "Ayo membentuk lingkaran."

◎◎◎

Suatu hari, di sebuah pacuan kuda yang berisik, terlihat seorang perempuan dengan rambut diikat satu dan memegang sebuah helm di tangan kanannya.

Ia mendatangi kuda berwarna putih dan mengusap-usap bagian kepala hingga leher kuda tersebut, sambil berkata, "Diandra, hari ini hari yang besar. Ayo, kita menangkan kejuaraan bersama. Aku percaya padamu."

Tidak lama, ia menunggangi kuda tersebut, lalu mulai menjalankannya pelan. Namun, entah apa yang terjadi, kuda yang ia panggil Diandra mengamuk hingga berlari tanpa arah. Kuda itu terus berlari kencang, melompati pagar pembatas yang memang tidak terlalu tinggi.

"Diandra, tenanglah, Diandra, ti—awas!" jerit si penunggang dengan panik ketika kudanya berlari dan menabrak sebuah mobil berwarna biru.

Bruk.

Diandra dan gadis penunggang itu jatuh tidak jauh dari tempat mobilnya berhenti. Si pengemudi pun turun dan memeriksa keadaan gadis penunggang kuda.

"Kau tidak apa-apa?"

Gadis penunggang kuda menggeleng, ia menyeret tubuhnya ke arah Diandra. Diusapnya beberapa bagian tubuh Diandra, memastikan kuda itu baik-baik saja.

"Diandra? Kakimu patah? Kenapa kau berlari begitu cepat?" tanya gadis itu panik.

Diandra tidak menjawab, hanya terlihat sangat lemah. Lalu, mata gadis itu melihat ke belakang. Tidak jauh darinya terlihat seekor kucing yang seolah melambai ke arahnya dan Diandra dengan senyum tidak menyenangkan.

Gadis itu mengerutkan keningnya sebentar, kemudian berusaha mengingat. Sepertinya, kucing itulah yang menyebabkan Diandra berlari tidak terkendali. Karena, di kaki kanan belakang Diandra, gadis itu menemukan bekas cakaran yang cukup dalam.

Apa mungkin Diandra dicakar oleh kucing itu hingga ia begitu marah dan membuatnya lari tidak terkendali?

Baru saja sang gadis akan menghampiri kucing itu, tiba-tiba sebuah benda melayang keras mengenai kepala kucing menyebalkan itu hingga terpental dan jatuh.

Gadis penunggang kuda itu menutup mulutnya, menahan tawa sekaligus kasihan dengan kucing tersebut.

◎◎◎

"Jadi, jika kita melakukan hal buruk, kita akan mendapatkan hal yang buruk juga sebagai balasannya. Oleh karena itu, kita harus terus berbuat baik, setuju?" ucap Ersha mengakhiri ceritanya.

Anak-anak itu tersenyum dan bertepuk tangan mendengar cerita Ersha.

◎◎◎

Rabu, 29 Agustus 2018
15.58 WIB
Emot bercerita - Penunggang kuda, kucing, mobil, bola basket.

a Tiny Linie Bitty : NPC's 30 Days Writing Challenge 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang