13. Eunah dan Pelariannya

1K 174 14
                                    

Hanya dapat memperhatikan, Eunah bergerak-gerak gelisah. Sejak tadi suasananya begitu canggung. Baik Akai maupun Iova tak ada yang bersuara. Hal itu membuat Eunah ragu untuk bertindak.

Gadis itu menggerutu dalam hati. Ini bukan sikapnya. Eunah harus bisa menetralkan suasana. Akan tetapi, bagaimana? Dia baru di lingkungan ini. Satu hari sebagai kenalan pun belum mereka lewati.

Iova mungkin sudah menganggapnya sebagai teman, tetapi bagaimana dengan Eunah sendiri? Dia bukan tipe orang yang menerima semuanya dengan mudah begitu saja. Seperti Dae, dia cukup pemilih. Kecuali bila orang itu mendatangkan keuntungan baginya. Misalnya Tuan Wicked yang didekati Eunah karena sedang tertarik dengan Kota Bawah Tanah.

Sebenarnya hal yang sama akan berlaku pada Iova juga. Namun, seseorang yang menganggap dirinya sendiri pahlawan pastilah aneh. Eunah tidak boleh terlalu terbuka dengan orang yang kelainan. Saat mengetahui dia ada kemungkinan tak bisa pulang ke rumah juga membuat Iova dan Kota Bawah Tanah tidak terdengar semenarik biasanya.

Eunah harus memikirkan cara lain agar bisa kembali pada Dae dan ibunya. Ditambah lagi dia harus ekstra hati-hati agar tidak memberikan informasi terlalu jauh tentang Kota Yuza pada mereka. Pokoknya pikir sebelum berucap. Mereka bukan Dae. Mereka saja bisa menyembunyikan sesuatu, kenapa Eunah tidak?

Eunah teringat bagaimana cara Iova berbicara cukup hati-hati padanya. Kota Bawah Tanah pasti punya rahasia yang diketahui oleh semua penduduknya dan orang luar seperti Eunah tidak boleh tahu. Eunah percaya kalau itu juga alasan yang menjadikan Tuan Wicked senantiasa melarangnya berkunjung langsung ke Kota Bawah Tanah.

"Pintu ini dibuat oleh Tuan Wicked?"

Pertanyaan Akai membuat lamunan Eunah buyar. Dia melompat kaget. Menggaruk tengkuk lehernya, Eunah mengangguk. "Eunah rasa begitu." Dia tertawa renyah, lalu merengut setelahnya. Apakah dia sudah bersikap natural? Ada sedikit keraguan dalam dada Eunah.

Akai menghela napas panjang. Dia terlihat hampir menyerah, tetapi berusaha untuk tetap tegar. Sepertinya lift itu tidak memberi dia petunjuk sama sekali. Lagi pula, Akai tidak punya alasan untuk membantu Eunah. Eunah menarik napas dalam-dalam, lalu kembali memperhatikan lift dari belakang punggung Akai.

Ruangan di dalam lift terlalu kecil, kira-kira sebesar kotak televisi berukuran 29 inch yang hanya akan muat untuk satu orang. Itu pun bila orang itu berjongkok sambil memeluk lutut. Orang besar seperti Tuan Wicked tak akan muat, kecuali dia melakukan diet ketat. Seolah lift ini memang dibuat khusus untuk orang-orang seperti Eunah.

"Hei," panggil Akai pelan. "Sebenarnya, kau ini apa?" tanyanya tanpa basa-basi.

Eunah mengerjap-ngerjap. Menurunkan tudung jaketnya ia membuka mulut untuk menjawab, tetapi Iova dengan sigap memutus kalimatnya.

"Bukan hakmu untuk bertanya. Lakukan saja pekerjaanmu," ujar Iova ketus.

Akai menoleh pada Iova, lalu memutar mata. "Kau juga tak usah ikut campur. Aku bertanya pada Eunah, bukan padamu."

Iova menatap Akai sinis, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain. Kelihatan sekali dia masih kesal karena Akai mengungkit-ungkit soal keluarganya di perjalanan tadi. Apalagi cowok itu belum minta maaf. Eunah penasaran, tetapi rasanya tidak etis bila ia bertanya terang-terangan. Bagaimana kalau yang dikatakan Akai benar? Bila Eunah jadi Iova pun, dia pasti akan teramat marah.

Eunah jadi ingat beberapa kejadian terdahulu, ketika teman-temannya tidak sengaja mengobrol tentang orang tua mereka. Tentu saja Eunah merasa iri karena mereka dapat bercerita bahwa kedua orang tua mereka begini dan begitu. Padahal sudah menjadi rahasia umum bagi orang-orang di lingkungan itu bahwa ayah si kembar Kincaid sudah menghilang selama bertahun-tahun. Memang tidak melanggar kode etik, tetapi tetap saja hal itu akan membawa kecanggungan. Bila Eunah terjebak dalam situasi itu, dia hanya bisa tersenyum sabar. Sementara Dae pasti sudah menangis, walau kenyataanya dialah laki-laki.

Another Way to Destroy The WorldWhere stories live. Discover now