16. Eunah dan Gua Ali Baba

853 141 7
                                    

Dari sudut matanya, Eunah menangkap Akai yang terlihat begitu kesal. Wajahnya menekuk, bahkan dia sempat menggertakkan gigi. Eunah telah memperhatikan sejak tadi. Kemungkinan besar, lambang di kotak itu telah membangkitkan memori tidak mengenakkan pada cowok itu.

Sepertinya itu sesuatu yang buruk. Eunah menebak sembari mengusap dagu. Namun, dia hanya mengangkat bahu tak peduli. Itu adalah urusannya. Tak ada yang perlu kukhawatirkan. Lagi pula, bertanya hal yang bersifat pribadi hanya akan merusak hubungan yang baru dibangun. Eunah menghela napas. Logikanya soal tidak ingin menambah masalah tidak salah. Terutama, ketika ia masih terjebak di tempat yang hukumnya haram dikunjungi bagi penduduk permukaan.

"Kok, bisa begini?"

Keluhan Iova menyentak kesadaran Eunah kembali ke permukaan. Diliriknya Iova yang sedang berjongkok di depan kotak yang terbuka. Jeli warna-warni menggeliat di antara lubang berpola aneh, berubah warna dari jingga ke kuning dan kuning ke merah.

Eunah ikut berjongkok di sebelah Iova. "Mungkin ada langkah yang terlewat."

Iova menggeleng. "Aku masih ingat instruksi pamanku saat memeragakannya; memijat benda ini dengan lembut, lalu menekan titik-titiknya berurutan."

"Iova yakin tidak salah ingat?"

"Sayangnya, aku punya kemampuan mengingat informasi jangka panjang--terlebih bila hal itu berhubungan dengan benda penemuan pamanku."

Eunah hanya mampu menautkan alis sambil menggeleng samar.

Padahal, Iova terlihat bodoh dengan semua bualan kepahlawanan dan misi-misinya. Akan tetapi, dia adalah kerabat seorang profesor terhebat di Kota Bawah Tanah. Seberapa pun Eunah mencoba menyangkal akan gadis itu mungkin tidak berguna, hati Eunah tahu kalau Iova bukan orang sembarangan. Apalagi saat menatap mata violetnya. Iova adalah orang dengan mata aneh kedua setelah saudaranya, Dae--yang mempunyai mata berbeda warna.

Walau bukan berarti Eunah yang memikirkan sesuatu hingga sedetail ini juga punya otak yang cemerlang. Nilai-nilainya di sekolah tidak bisa mendukung perkara itu. Dia gadis yang biasa-biasa saja. Selain penyakit yang ia bawa dalam tubuhnya, Eunah tidak punya keistimewaan.

"Pintu batu." Iova bergumam dengan wajah yang teramat serius. "Apa menurutmu cara kerja pintu ini seperti kisah Ali Baba dan Empat Puluh Penyamun?"

"Kisah apa itu?" Eunah mengangkat alis, terlihat mulai tertarik dengan cerita ini.

"Nah, pamanku pernah menceritakannya."

Iova duduk menyilang kaki. Eunah pun mengikuti.

Gadis berambut panjang itu terbatuk sekali, mengetes suara, kemudian mulai bercerita. "Di zaman dahulu sebelum musim dingin panjang terjadi, ada seorang pria pengangkut kayu bakar yang hidup amat sederhana bernama Ali Baba.

"Suatu waktu dia pergi ke hutan. Kemudian, tanpa sengaja melihat empat puluh orang penyamun di dasar tebing tinggi. Kuda-kuda mereka mengangkut bertong-tong harta berharga; perhiasan, pakaian bersulam emas, berkarung-karung gandum, dan lain sebagainya.

"Ali Baba mendengar pemimpin penyamun mengucap mantra, lalu dua batu besar di hadapan mereka terbuka lebar dan menampakkan jalan masuk gua yang gelap. Keempat puluh penyamun pun masuk ke dalam. Mereka menyimpan harta benda mereka di dalam.

"Singkat cerita, Ali Baba membuat keempat puluh orang penyamun tidak dapat kembali lagi ke kota itu. Kemudian, dia mengambil semua harta benda para penyamun yang menyebabkan ia menjadi orang terkaya di kotanya. Cerita selesai."

"Lalu, apa menurut Iova mantra yang diucapkan pemimpin penyamun--"

"Aku rasa begitu," sela Iova. Kedua matanya menyipit pada Eunah. "Tuan Wicked adalah teman pamanku. Entah bagaimana, menurutku, kemungkinan besar mereka punya kegemaran yang sama, sejenis ketertarikan terhadap sejarah bumi sebelum musim dingin panjang terjadi. Kauingat saat Akai mengatakan bahwa Tuan Wicked itu," dia memberi Eunah isyarat jari telunjuk yang menggores dahi, "aneh, 'kan?" ucapnya dengan suara yang semakin mengecil. Seakan Tuan Wicked maupun pamannya dapat mendengar ia dari sini.

Another Way to Destroy The WorldWhere stories live. Discover now