28. Iova dan Pertemuan Bangsawan

693 112 14
                                    

Iova paham kalau apa yang disampaikan Akai tadi hanya berdasarkan spontanitas. Akan tetapi, selama beberapa jam terakhir, dia terus saja memikirkannya. Berdasarkan akta kelahiran dan kesaksian paman serta bibinya, seharusnya umur Iova baru akan menginjak lima belas pada tahun ini. Sehingga, hal ini membuat gadis itu berpikir bahwa Akai mungkin betul tentang ketidak relevan soal Naga adalah pantulannya. Dia ingin sekali mencari tahu kebenaran itu. Namun, ia tidak mungkin bertanya pada Naga, terutama bila makhluk tersebut memberi ekspresi yang tak pantas untuk dicurigai.

Toh, sekarang Iova punya masalah lain untuk dihadapi. Dia akan menghadiri pertemuan para bangsawan bersama Paman Pern. Gadis itu tak bisa menghilangkan perasaan waswasnya sejak Bibi Meg mulai menghiasinya dengan gaun berenda atau ketika Riri mengelombangkan rambut kuncir duanya serta menambahkan pita rambut berbentuk bola-bola kembar. Kakinya mulai gemetar ketika menaiki mobil yang datang menjemput dia dan pamannya, sebuah mobil mewah yang sengaja disiapkan oleh keluarga Anteneh--sejak undangan pertemuan ini merupakan perayaan ulang tahun Keya Anteneh.

Sikap ini bukannya tanpa alasan sebab Naga sudah memperingatkan, "Penghuni bumi di acara ini banyak banget, Non. Kaget, deh, pasti." Yang memberikan ia satu alasan lagi untuk tidak menanyakan pernyataan Akai.

Sementara di sisi lain, Profesor Surahan yang sangat ingin ditemui oleh para bangsawan itu malah bersikap sangat gagah di sebelahnya. Setelan jas hitam melekat menutupi tubuh kurus pria itu. Rambut klimisnya tersisir ke belakang. Orang-orang mungkin akan berpikir kalau pamannya mungkin salah satu dari pemegang nama mahal tersebut andai ia tidak mengenakan kacamata tebal yang tak mampu menyembunyikan penampilan kutu bukunya--yah walaupun ada juga bangsawan yang tidak pernah lepas dari buku—atau dengan adanya mata panda yang sangat hitam.

Padahal, semalam sewaktu Iova menanyakan soal menemani dia ke acara seorang bangsawan, pamannya bersikeras tidak ingin datang. Iova juga sudah menyiapkan kata-kata yang hendak ia sampaikan pada trio norak di sekolahnya, kalimat yang setidaknya akan menghindarkan ia dari masalah dan ia dapat kembali ke kehidupan tenangnya sebagai pembela kebenaran. Beruntung pria itu berubah pikiran tadi pagi, entah mengapa.

"Aku tak pernah menyangka akan menghadiri acara seperti ini setelah sekian lama." Paman Pern berujar ketika keduanya telah memasuki stalagmit berarsitektur kuno tempat acara diadakan. Terdapat beberapa jenis ukiran yang menggambarkan bagaimana keadaan bumi sebelum musim dingin panjang berlangsung pada pintu masuk setinggi meter. "Apalagi, ini adalah acara ulang tahun temanmu. Aku tak percaya kau bisa punya teman, Iova--seorang bangsawan lagi."

Iova mendengus terpaksa. Kedua tangannya di pinggang. "Aku ini Iova Surahan, Paman. Pahlawan dari Distrik Ankara! Mempunyai teman dua-tiga orang bangsawan bukanlah hal yang mustahil!" Gadis itu berujar seangkuh yang biasanya, berusaha keras untuk menutupi rasa takut yang melanda dirinya. Walaupun sejujurnya, Iova sangat tak tenang sejak turun dari mobil, sekalipun mata supernya belum menemukan satu pun penghuni bumi. Rasanya dia merasa sangat iri dengan kemampuan Akai yang dapat melihat sosok monster dengan sangat jelas tanpa bergantung jarak tertentu seperti ia.

Memasuki stalagmit, para Surahan disambut lobi beranterior serba merah dan putih. Beberapa orang berpakaian mewah sedang duduk mengobrol di salah satu sofa. Perangai mereka terlihat berkelas, membuat Iova meneguk ludah gugup. Selain itu, ada pula beberapa pria serta wanita bersetelan rapi berjalan masuk dan keluar dari lift, mungkin mereka pegawai kantor-kantor yang berada di stalagmit ini.

Terdapat tanda petunjuk arah yang menunjukkan lokasi tempat ulang tahun Keya. Huruf-hurufnya berwarna emas, dengan latar putih tulang bermotif lambang keluarga Anteneh. Iova tidak tahu pasti gambar apa itu. Mungkin matanya buram, atau memang gambar itu sengaja diburamkan. Mengikuti petunjuk tersebut, dia dan pamannya pun meninggalkan lobi dan memasuki sebuah lorong panjang yang kanan kirinya terdapat hiasan tanaman indoor.

Another Way to Destroy The WorldWhere stories live. Discover now