14. Iova dan Pantulannya

869 157 8
                                    

Perut Iova serasa mencelus. Seumur hidup dia menjadi pahlawan, tak pernah dia menghadapi situasi seperti ini.

Bagaimana ini? Iova berkali-kali meneriakkan kebingungannya dalam hati.

Setakut apapun Iova pada Olahraga, dia paling takut dengan sekarang. Mungkin dia akan bertemu dengan bibinya malam ini dalam wujud putih transparan.

Iova masih menatap kegelapan di atas mereka ketika bunyi berderak membuat dia memekik pelan. Seseorang dengan sigap menutup mulutnya, tangan besar yang penuh dengan keringat. Dia ingin memprotes, tetapi sel-sel otaknya seolah tidak mampu beroperasi dengan baik. Lagi pula, mengeluarkan suara sekarang hanya membawa dampak buruk.

Tanpa disangka sebuah keajaiban terjadi. Dinding ruang rahasia itu mulai berpendar hijau redup, persis seperti akar-akar yang ada di gua Tuan Wicked. Senang rasanya bagi Iova karena akhirnya mampu melihat lagi. Akan tetapi, cahaya itu membuat dia kesal karena tahu yang sedang menutup mulutnya adalah penjahat yang paling dibencinya.

Akai dan Iova hampir saja akan berdebat lagi andai tidak ada bunyi berderak yang lebih keras.

Iova mengernyit. Apa pun yang sedang berusaha turun ke bawah bergerak sangat lambat dan hati-hati. Namun, Iova ragu kalau itu penghuni bumi berukuran besar. Lubang rahasia yang mereka lewati terlalu kecil untuk monster setinggi empat meter lebih. Mungkin monster seperti Olahraga, pikir Iova yang membuat ia tambah merinding karena membayangkan seringai pria pendek itu.

Pundak Iova ditepuk Eunah. Teman barunya itu memberi isyarat untuk mengikuti dia. Tanpa kompromi, Iova dan Akai turut menelusuri dinding-dinding hijau yang membentuk terowongan dingin. Bau udara lembap masuk ke paru-paru Iova. Semua alveolusnya seakan beku seketika.

Awalnya mereka hanya berlari-lari kecil. Akan tetapi, ketika derak yang mereka dengar tadi berubah menjadi suara tapak setengah teredam, ketiganya berinisiatif untuk menambah kecepatan. Padahal langkah mereka juga bergema di sepanjang terowongan itu. Jadi, mau tidak mau, apa pun yang mengejar mereka pasti tahu arah yang mereka tuju. Namun, sepertinya baik Iova maupun Akai serta Eunah tak ada yang benar-benar peduli.

Berlari dan terus berlari. Cahaya di sepanjang terowongan itu hanya membawa mereka melalui jalan lurus. Tak ada tikungan, apalagi cabang. Iova merasa lelah, napasnya terengah-engah. Dan anehnya, seberapa pun cepatnya mereka bertiga menjauh, langkah itu terdengar kian dekat.

Tak ada yang mengira bahwa terowongan ini punya semacam jebakan sebab ketika Eunah, yang sedari tadi memimpin pelarian mereka, terperosok ke dalam lubang, Iova dan Akai juga turut serta. Kepanikan mereka benar-benar tak terbendung lagi. Iova berteriak sekencang-kencangnya.

Sesungguhnya lubang itu tidak dalam, hanya beberapa detik sampai seluruh tubuh Iova merasakan pedihnya menghantam air dingin. Iova belum sempat menarik napas. Dia sadar baru saja menelan berliter-liter air. Tangannya berayun-ayun, mencoba meraih apa saja yang bisa membantunya agar tidak tenggelam. Matanya perih seiring pandangannya yang mengabur dengan cepat.

Dalam keputusasaannya, gelembung-gelembung air di sekitar Iova meletup-letup. Iova percaya kalau gelembung-gelembung itu berbicara padanya. "Semua akan baik-baik saja, Non," kata si gelembung.

Akai memang sering berkata kalau Iova itu sinting dan sudah pasti Iova akan selalu menyangkalnya dengan seribu satu alasan. Namun, kali ini mau tidak mau Iova merasa kalau dia memang sudah gila karena mendengar air berbicara.

Kemudian, kedua tangan Iova ditarik seseorang. Ada juga yang memegangi pinggangnya. Akai dan Eunah pasti bekerja sama untuk mengangkat gadis itu keluar dari air.

Dengan cepat kesadaran Iova kembali saat akhirnya ia mampu bernapas lagi. Dia terbatuk berkali-kali, sementara dua orang yang bersamanya bergotong royong membawa Iova ke tepian. Sebagai pahlawan, gadis itu malu sekali karena tidak tahu berenang, tetapi bersyukur sebab mereka rela menolongnya.

Another Way to Destroy The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang