17. C&P

19.5K 1K 30
                                    

Rumah Roy cukup mewah dengan fasilitas lengkap dan canggih yang selalu siap memanjakan penghuninya. Namun, dibandingkan dengan rumahnya, dia lebih memilih tinggal di apartement. Alasan kenapa dia lebih memilih tinggal di sana! hanya dia yang tau.

Roy memasuki restoran cepat saji yang tak begitu jauh dari apartementnya. Bukan berniat untuk membeli makanan, tetapi untuk menemui teman gabungannya, yang meminta dia menemui mereka di sana.

"Hoi, Broh. Lama juga loe, padahal rumahnya dekat," sembur Raffi melihat Roy berjalan mendekat.

"Jangan bilang kalau loe semalam tinggal di rumah satunya lagi," sambung Arjun.

"Ngapain nyuruh gue ke sini?" tanya Roy, menduduki diri tanpa mengubris ocehan temannya.

"Slow Man, jangan langsung ke intinya. Kagak seru," tukas Raffi.

"Betul tu, Raf. Kita basa-basi aja dulu," seloroh Jennie," lagian semenjak loe pacaran sama... Siapa tu namanya!?"

"Najwa!" Candy menarik lolipop dari mulutnya.

"Nah, itu dia. Loe udah jarang gabung sama kita! Benar nggak guys?"

Semua yang ditanya bungkam dengan berbagai macam ekspresi yang menyiratkan---Biasa aja tuh, kalau di pikir-pikir iya juga sih. Ah, gue rasa mau dia punya pacar apa nggak sama aja lah.

Sementara Roy mendelik tajam ke arah Jennie. Kemungkinan terbesar, Roy tidak ingin pacarnya di salah pahamkan.

Merasa dirinya dipandangi seperti itu, Jennie gelagapan. Ingat!! Hanya gelagapan ...tanpa merasa bersalah.

"Gue balik!" ketus Roy, bangkit dari duduknya.

"Ma-mau kemana? Tunggu dulu!" sergah Jennie, mengejarnya.

"Apa lagi?" murka Roy.

"Duduk dulu napa, Roy?"

"Nggak perlu."

"Loe berubah, ya sekarang!"

Roy tersenyum maksa. "Dari dulu gue emang gini, kan?"

"Nggak, dulu loe nggak kayak gini," timpal Jennie, "sekarang, semenjak loe pacaran sama Naj--"

"Tau apa loe tentang gue!" ralat Roy.

"Gue tau semuanya tentang loe. Semuanya..."

"Cih, sebenarnya loe mau ngomong apa?"

"Makanya duduk dulu!"

"Oke, gue cabut sekarang!"

"Wait, Oke oke, gue ngomong," sergah Jennie tepat berdiri di depan Roy.

Roy menatapnya datar.

"Lusa malam ada perayaan ultah gue. Gue sangat berharap loe datang, dan gue mohon loe datangnya sendiri."

"Sendiri? Kenapa?"

"Ya, karna, kayak yang lain. Mereka juga datang sendiri"

Roy menoleh ke tempat kumpulan temannya, lalu bertanya dengan setengah berteriak.
"Jun, loe pergi sama siapa?"

Entah mengerti apa tidak, Arjun tetap merespon, "Gue cuma punya Sabilla, sudah pasti gue sama dia."

Roy kembali beralih ke depan. "Loe nggak ngelarang dia?"

Cewek bermake-up tipis itu terdiam.

Melihat tidak ada tanggapan. Dengan tak tunggu-tunggu, Roy berjalan melewatinya, tapi lagi-lagi Jennie menyegah.

"Roy, loe wajib datang. Oke, terserah loe mau pergi sama siapa, asalkan loe tetap pergi."

Roy menyahut, tanpa memperlambat jalannya. "Gue nggak janji."





Cuek & PendiamWhere stories live. Discover now