46. C&P

10.9K 609 71
                                    

"Gimana-gimana. Loe berhasil ngak?" Dengan hati berdebar-debar. Celia bertanya.

"Berhasil, sih tapi...."

"Tapi kenapa?" Celia tak sabaran.

"Anu, itu ... Kemarin sempat cekcok. Majalah kamu udah kupegangin tapi..."

"Tapi kenapa? Duh, kok banyak tapinya sih?"

"Saking emosinya. Aku teriak waktu itu, terus tanpa sadar majalah yang udah kupegang  terlempar gitu aja ... Sumpah ngak sadar, Cel namanya juga baper," jelasku pada akhirnya merunduk.

Celia membuang napas panjang. "Majalah itu masih sama dia dong?"

"Iya," Aku mengangguk dengan tatapan bersalah.

"Ngak pa-pa, Wa. Gue udah ikhlasin, kok. Makasih ya udah bersusah-susah." Celia berkata dengan lembut.

Aku tersenyum menanggapinya. Celia memeluk pinggangku tanda terima kasih. Aku membalasnya.

"Loe sahabat gue banget, Wa."

"Kamu juga."

"Huhu."



***

"YA UDAH ... BAYY."

Dengan kasar aku keluar dari rumah Roy. Membanting pintunya.

BRAK!!

Spontan, terkejut terhadap ulahku sendiri. Berhenti di teras rumahnya, menyadari tingkahku.

Ya ampun! Kasar banget.

Aku kenapa, sih!?

Pintunya rusak, gak ya? Kalo rusak mampus aku.

Berbalik arah, hentak memastikan apakah pintu itu baik-baik saja.

Pintu mahal. Mana mungkin segitu doang rusak!

Dengan acuh, aku beranjak hendak enyah dari tempat ini. Tetiba tersadar akan sesuatu. Kalang-kabut merogoh sana-sini. Ternyata majalah masih di dalam. Tertinggal kala aku histeris.

Dasar bodoh! Umpatku mengetuk ubun-ubun.

Gimana dong!

Ambil-Ngak-Ambil-Ngak-Ambil-Ngak...

Uh, nyebelin banget .. Aku benci situasi ini.

Jantung yang berdebar-debar. Rela membuang rasa malu. Nekat kembali menuju ke dalam, lantas ke ruang tamu.

Tidak ada Roy!

Menghilang kemana dia? Cepat banget. Baru juga sebentar aku keluar.

Seingatku, majalahnya ada di lantai. Tapi, kemana dia? Apa jangan-jangan Roy membawanya lagi.

Akh, merepotkan ... Padahal memang ada di lantai.
H

anya saja, mataku yang tak secerdik detektif.

Kini majalah itu kembali dalam peganganku. Merasa sedikit mengganjal mendapati rumah besar yang sunyi bersangatan ini, seakan tak ada penghuni. Membuatku berinisiatif berkeliling.

Tetapi mengingat kejadian barusan. Aku tak berani!!

Sebuah benda mengalihkan perhatianku. Gadget Roy sedang berdering di atas meja kaja yang dikelilingi oleh sofa.
Cukup penasaran, kira-kira siapa yang mengontaknya.

Cuek & PendiamWhere stories live. Discover now