36. C&P

12.2K 713 36
                                    

"Mau sampai kapan loe berdiri di sana?"

Aku menatap lurus pada seseorang yang ada di hadapanku.

"Kok kamu yang datang?"

"Emangnya kenapa?"

"Kamu tanya kenapa? Ya aku ngak nyuruh."

"Ada kok."

"Ngak usah ngada-ngada," ketusku.

"Ada yang nyuruh maksudnya."

"Siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan..."

"Indri..." tebakku.

"Nah itu tau."

"Indrinya mana?"

"Ada urusan, ngak sempat anterin. Makanya dia suruh ganti sama gue."

"Terus, kenapa dia ngak ngabarin aku!?"

'Sebenarnya ngak masalah, soal indri sibuk dan ngak sempat antar atau dia suruh gantiin sama orang lain ... Biasa aja gitu'

Tapi yang jadi masalahnya...

Kenapa yang gantinya harus Zidan!!

Zidan gitu, lho.

Ya Tuhan. Kan masih canggung-canggung gimana gitu.

Tuh anak sengaja kayaknya!!

"Loe segitunya ngak mau dianterin gue?" tanya Zidan memasang mimik serius.

"Bu, bukan gitu."

"Terus apa?? Mentang-mentang udah tau gue suka sama loe, jadi seenaknya ngejauhin gue gitu."

"Ih, ngak gitu Zidan."

"Ngak mau diantar, Gue pulang."

"Kok jadi sensitife gini, sih."

"Mau di antar ngak?"

"Ngak."

"Oke."

Zidan memutar kunci motor gedenya. Saat kulihat tangannya siap memutar gas.

"Eh, iya iya. Aku mau di antar."

Motornya sedikit berjalan ke depan. Di rem mendadak akibat mendengar teriakannku.

Zidan memindahkan tangannya dari sana, lalu menatap ke arahku.

Berlalu beberapa hitungan detik kemudian.

"Ngapain masih disana?"

"Yah, kamunya ngak suruh aku naik."

Zidan menepuk jidatnya.

"Oh Tuhan ... Dari tadi gue suruh."

"Itu kan tadi. Sekarang, ya sekarang," balasku besar kepala.

Zidan memaksakan senyumnya. "Apa perlu gue angkat?"

Aku menggeleng.

"Ya udah beruan." Raut Zidan terlihat kesal.

Setelah demikian, aku menaiki motornya dengan tangan memegang pundak Zidan sebagai penyangga.

"Udah?" Zidan menanyai.

"Udah!" balasku.

"Yang betul?" Zidan memutar badanya kebelakang untuk memastikan.

"Udah, lho ini," ucapku di depan wajahnya.

"Saking ringannya. Kayak ngak ada orang di belakang." Zidan kembali menghadap depan.

Cuek & PendiamWhere stories live. Discover now