DEORANTA | [1.Kecelakaan Itu].

427 40 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen di cerita ini.

Semoga kalian suka dengan cerita baru ku dan berkenan menambah cerita ini ke library kalian.

S E L A M A T M E M B A C A

******

1. Kecelakaan Itu

Suara irine ambulans terdengar begitu nyaring saat ia mencoba berlari sekuat tenaga menuju tempat dimana kedua orangtuanya mengalami kecelakaan. Tetes demi tetes air matanya mengalir saat kedua matanya mendapati kedua orang tuanya yang sangat di cintainya itu kini tergeletak tak berdaya di pinggir jalan dengan darah yang memenuhi jalanan itu.

Dara tak kuasa melihat keadaan mengenaskan itu, hingga tanpa sadar kesadarannya mulai menipis, tubuhnya terasa berat seolah-olah tak mampu menopang beban tubuhnya, hingga kedua matanya terasa kosong dan menghitam. Terdengar suara teriakan dari beberapa orang yang mengumpul di kerumunan kedua orangtuanya kini langsung teralih kepadanya yang sudah tak sadarkan diri.

*****

"Saya dimana?" Tanyanya lirih pada dirinya sendiri, saat kedua matanya terbuka untuk pertama kalinya.

Dengan cepat Dara bangkit dan melihat sekeliling ruangan yang terasa sunyi dan hanya terdengar suara alat yang berada di sampingnya.

"Kamu sudah siuman?" Dara langsung menoleh mencari suara lembut itu berada."Syukurlah, akhirnya kamu siuman setelah pingsan di tempat kejadian kecelakaan tunggal itu." Terdengar suara itu lagi, hingga terlihat seorang pria yang berpakaian khas dokter kini berjalan menghampirinya dengan ukiran senyum di bibirnya.

"Kecelakaan!" Gumamnya lirih untuk mengingat kejadian terakhir yang membuat dirinya terbaring di ruangan ini.

Dara kembali mengingat dimana saat ia baru saja selesai latihan menari bersama rekan kerjanya itu, lalu suara deringan telepon yang berasal dari nomer milik papanya membuat Dara tersenyum senang. Tetapi saat suara yang di dengar dari sebrang sana bukan suara papanya, melainkan suara seseorang yang mengabari bahwa mama dan papanya telah mengalami kecelakaan tunggal di daerah rawa pinang dekat tempatnya latihan. Dengan cepat Dara langsung berlari ke sana, saat di sana ia melihat kedua orangtuanya sudah tak sadarkan diri membuat Dara tak mampu melihat keadaan kedua orangtuanya hingga tak lama kemudian ia tak lagi mengingat kejadian itu lagi.

"Gimana keadaan mama dan papa dok?" Tanya Dara dengan terbata, air matanya mengalir tak terbendungkan lagi.

Dengan cepat Dara bangkit mencoba mencabut selang infus yang menempel di punggung tangannya. Namun suara dokter yang belum di ketahui namanya itu malah mencegah dan memeluk erat tubuhnya."Jangan gegabah! Keadaan mu saat ini masih belum terlalu fit. Jadi, ku rasa kamu tunggu terlebih dahulu keadaan mu tenang dulu dan setelahnya kamu pergi ke ruangan kedua orang tua mu di rawat."

Dara mendongak menatap dokter itu, kedua tangannya berusaha melepas pelukan dokter itu. Tetapi usahanya sia-sia karena pelukan itu malah semakin mengerat."Ku mohon kamu istirahat terlebih dahulu, aku janji setelah keadaan kamu membaik, aku akan mengantarkan mu ke sana." Balasnya dengan nada tenang meski ada sedikit ketegasan di setiap kata yang di ucapkan itu. Bahwa seolah-olah dia gak memberikan kebohongan.

"Tapi aku mau melihat keadaannya sekarang, aku nggak bisa tenang kalau belum melihat keadaan mama dan papa?" Lirihnya dengan isakan. Wajah Dara penuh permohonan menatap dokter itu.

DEORANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang