DEORANTA | [24. Tak Terduga 21++]

215 9 1
                                    

Happy Reading 🌼

Tanpa sadar Deo melumat pelan bibir dara dengan lebih perhatian dan penuh kasih sayang. Tak ada lumatan kasar yang bisa saja membuat bibir itu bengkak keesokan harinya, tetapi lumatan ini penuh perasaan yang tak bisa di ungkapkan secara gamblang.

Deo bersorak riang dalam hatinya saat merasa perlahan bibir dara bergerak pelan-pelan membalas ciumannya. Ini adalah pertama kalinya dara membalas ciumannya ini. Biasanya dia hanya berdiam diri mematung saat dia melumat bibirnya, tetapi malam ini semuanya terasa berbeda.

Gerakan Deo perlahan menuntun dara ke atas ranjang dan merebahkan tubuh rampingnya di sana tanpa melepas ciuman yang semakin terasa begitu panas dan membara.

"Katakan berhenti saat aku tak sengaja menyentuh bagian terlarang yang selama ini kamu jaga untuk pria yang kamu cintai." Deo berusaha memberi peringatan pada dara untuk menghentikan permainan ini.

Dia melakukan itu karena dia merasa adalah pria brengsek yang sudah menjadi penjelajah wanita selama 7 tahun terakhir, meski selama ini dia selalu menggunakan pengaman untuk mencegah sesuatu terjadi yang tak di inginkan.

Dara hanya terdiam. Dia menatap kedua matanya yang sudah di penuhi api gairah.

Deo semakin terkejut saat bibir dara kembali meraih bibirnya untuk kembali di lumat. Lumatan kali ini terasa begitu brutal dan menuntut dari lumatan pertama. Tak ada cara lain selain membalas ciuman itu.

Tetapi Deo berusaha sekuat tenaga menahan semua itu, dia tak ingin menyakiti dara dan dia juga tak pantas mengambil harta satu-satunya yang selama ini di jaga olehnya.

"Kita berhenti saja Ra!" Deo berusaha melepas ciuman itu."Aku nggak mau melakukan semua itu pada kamu Ra, kamu terlalu baik bagi ku dan aku nggak pantas Ra untuk mendapatkan semua ini.... Kita berhenti saja ya sebelum permainan ini semakin jauh lagi," pinta deo berusaha mengingatkan dara supaya gadis itu sadar akan siapa dirinya.

"Lakukan saja! Aku nggak ingin hidup ku di hantui perjanjian itu, aku berhutang Budi banyak kepada kamu yang tak bisa aku balas satu persatu," lirihnya berusaha menyakinkan Deo."Mungkin dengan cara ini aku bisa melakukan apa yang sudah kamu tinggalkan demi permintaan Mama kamu untuk menjauh dari semua wanita-wanita mu," lanjutnya lagi dengan setetes air mata yang mengalir dari pelupuk matanya.

"Dan kamu sudah berhasil melakukan semua permintaan Mama kamu."

Deo terdiam."Tapi aku nggak bawa pengaman dan tak lagi menstok barang itu lagi di mobil."

*****

Mohon maaf, kelanjutan part ini sudah tersedia di karyakarsa.

https://karyakarsa.com/SilviaTan/bab-24-598027

Karena ada beberapa adegan yang tak pantas di baca pembaca di bawah umur.

Jadi, mohon maaf sekali atas ketidak nyamanan di part ini.

Sebagai gantinya hari ini saya akan update part berikutnya sebagai permintaan maaf saya karena part ini tak tersedia di sini.

Doain saja part 25 segera selesai dan nanti akan sesegera mungkin saya update di sini.

Sekian, Terima Kasih 🙏🙏🙏


DEORANTAWhere stories live. Discover now