DEORANTA | [32. Terpergok]

64 7 0
                                    


Happy Reading 🌼🌼


Dara membuka kedua matanya saat merasa ingin buang air, dia terkejut saat melihat Deo tidur bersimpuh di ranjang tempatnya tidur.

"Ngapain kamu ada di sini?" Teriak dara kencang hingga membuat Deo sedikit terkejut dan membuka matanya dengan cepat.

Pria itu tampak gelagapan dan kebingungan, padahal dia berniat pulang setelah sudah menuntaskan rasa rindunya menatap dara meski hanya melihat wajah terlelapnya. Namun dia malah ketiduran hingga terpergok oleh dara saat ini.

"Maaf Ra! Tadi malam, setelah kamu pulang bersama Alan aku masuk ke dalam kosan mu untuk melihat mu," jelas Deo dengan kepala yang masih bergerak-gerak tanpa arah karena masih terasa mengantuk.

"Kamu mengikuti ku?" Tanyanya yang langsung di balas gelengan oleh Deo.

"Tidak!"

"Dasar penguntit!"

"Tidak Ra!"

Tak menggubris penjelasan Deo, dara langsung berlari menuju ke kamar mandi untuk membuang air kecil karena dia sudah tak tahan lagi menahannya.

Setelah selesai, dara keluar dari kamar mandi dan mendapati Deo masih berada di tempat yang sama dengan kedua mata terpejam.

Namun saat menyadari dara sudah kembali, Deo langsung membuka matanya lebar menatap dara biasa saja supaya tak terlihat bahwa dia baru saja tertidur.

"Kalau kamu masih ngantuk, kamu tidur saja di ranjang," jelas dara cepat tak ingin bicara lagi bersama Deo.

"Enggak kok! Aku hanya ingin menjelaskan apa yang terjadi saat di Batam, aku nggak ingin ada kesalahpahaman lagi di antara kita," ungkap Deo mendekat ke arah dara.

Namun dara malah mengangkat kedua tangannya ke atas menolak tujuan Deo untuk menjelaskan semuanya."Aku nggak mau membahas hal itu lagi, menurut ku itu bukan urusanku dan tak begitu penting bagi ku," jelasnya membuat Deo terdiam.

"Kamu tidur saja kalau masih mengantuk, kalau butuh sesuatu aku berada di ruang tamu," jelas dara sedikit iba saat melihat wajah kantuk Deo yang terlihat begitu jelas di wajahnya.

Tetapi, Deo dengan cepat menggapai jemari dara mencegah supaya dara tak pergi meninggalkannya."Jangan pergi Ra!" Cegah Deo spontan menarik dara hingga tatap mereka berdua bertemu begitu dekat.

Deo menatap sayu kedua mata dara bergantian. Ingin sekali dia mengungkapkan banyak kata yang belum sempat tereleasikan, tetapi waktu ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengungkapkan semuanya.

"Kenapa?"

"Kamu lanjutkan tidurmu saja... Aku tahu tubuh kamu pasti sakit semua karena tidur dengan posisi duduk, kalau ada apa-apa kita bisa bicara nanti." Dara langsung melepas jemari Deo dan pergi meninggalkannya keluar.

Deo menatap kepergian dara yang meninggalkan, sehingga mau tak mau dia harus menuruti semua permintaannya untuk kembali melanjutkan tidurnya, apalagi saat ini masih jam lima pagi membuat Deo langsung merebahkan tubuh lelahnya di ranjang milik dara.

Sedangkan dara sibuk membuat proposal yang di pasrahkan Bu Armi padanya tentang pentas balet Minggu depan, dia begitu fokus mengetik bahan proposal di notebook hingga tak sadar ada dokter Alan di sampingnya yang saat ini tersenyum gemas menatapnya.

"Pagi ra!"

Dara sedikit berjinkat saat ada suara yang terdengar begitu dekat dengannya, kepalanya langsung menoleh dan mendapati dokter Alan kini sudah berada di sampingnya.

"Sejak kapan dokter ada di sini?" Tanya dara sedikit heran karena tak mengetahui kedatangannya.

"Baru saja kok! Bahkan aku sudah memanggil-manggil nama kamu, tapi kamu tak menyahutinya sama sekali... Ya udah aku masuk saja, lah kamu ada di sini," jelas dokter Alan heran dengan sikap dara saat ini.

DEORANTAWhere stories live. Discover now