DEONTARA| [4.Fakta Baru].

156 38 2
                                    

Akhirnya bisa update lagi setalah ada beberapa keeroran kemarin, jadi sedikit kebingungan, tetapi untunglah tulisan part ini masih aman. Jadi bisa update hari ini.

Sebelum membaca, jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya di part ini.

S E L A M A T

M E M B A C A

4. Fakta Baru

Deo menatap pintu ruangannya yang mulai tertutup rapat bersamaan dengan hilangnya punggung ramping Dara yang pergi meninggalkan ruangannya. Ya, gadis itu pamit pergi setelah selesai menemaninya bertemu dengan klien.

Ia tak menyangka bahwa gadis itu begitu baik dan tenang saat menuturkan kata di depan kliennya. Padahal ini adalah pertama kali baginya, namun hal itu mampu membuat dirinya merasa takjub dengan apa yang baru saja di berikan Dara padanya. Gadis itu mampu membuat klien ku menerima kerja sama dengan mudah tanpa mempertimbangkan apapun.

Suara pintu ruangannya kembali terbuka dan memperlihatkan asisten pribadi yang sangat di percayainya. Deo mendongak menatap pria paruh baya itu yang saat ini sedang membawa setumpuk berkas.

"Dia adalah Dara teman kecil bapak," ungkapnya menatap beberapa berkas, lalu mengambilnya untuk di serahkan terhadap Deo.

Dengan cepat Deo meraih berkas itu dan membaca berkas itu tanpa terlewat sedikitpun. Di berkas itu terdapat berbagai foto masa kecil Dara hingga beranjak dewasa. Hati Deo merasa tersentuh saat melihat perkembangan Dara kecilnya yang selalu tampak mengemaskan di matanya.

Jemarinya mengelus pelan foto Dara yang sedang berlatih balet dengan wajah senyum sumringah. Bahkan hati ini masih bisa mengenalimu setelah sekian lama tak bertemu.

Deo ingat saat hatinya terketuk saat melihat Dara berusaha lari dari kejaran pria itu kemarin. Entahlah! Mungkin alam bawah sadarnya merasa bahwa dia sangat mengenalinya, meski ada perasaan janggal tentangnya saat itu. Karena itulah dia mengutus asisten pribadinya untuk menelusuri semua tentang Dara tanpa terlewat sedikitpun, ia yakin bahwa gadis itu adalah Daranya waktu kecil.

"Saat ini dia tak memiliki apa-apa pak," tatap mata Deo langsung menatap menelisik ke arah pak Heru sistem pribadinya."Kedua orang tuanya kecelakaan dan saat ini berada di rumah sakit harapan bangsa dengan keadaan kritis, bersamaan dengan itu harta dan tahta keluarganya di ambil paksa oleh sepupu papanya hingga membuat dia berada di jalanan kemarin saat bapak menolongnya."

Deo mengernyit memikirkan beberapa penjelasan detail yang di jelaskan oleh pak Heru terhadapnya. Sebelah jemarinya mengepal kuat menatap tulisan berkas itu.

"Dan saat ini semua aset berharga Naren's group berada di ambang kehancuran tak terkecuali rumah besar pak Dev, meski pak keenan memegang perusahaan itu sekitar beberapa jam yang lalu... Tapi hal itu langsung berdampak pada kinerja perusahaan hingga membuatnya tak berdaya," jelasnya lagi yang mampu membuat Deo tersenyum penuh kemenangan.

"Lakukan yang terbaik?" Senyum di bibirnya semakin mengembang.

Pak Heru tersenyum mengangguk.

"Sudah tahu tugas apa yang harus pak Heru lakukan?" Tanya Deo menggerakkan bolpen tanpa arah di jemarinya.

Dan lagi-lagi pak Heru tersenyum senang dan mengangguk mengerti dengan apa yang maksud atasannya."Saya mengerti dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat bapak bangga dengan kinerja saya," jelasnya lalu pergi meninggalkan Deo yang tersenyum lega penuh kemenangan.

"Aku tahu cara terbaik untuk mengikat mu dan menjadikan mu milikku seutuhnya meski ada rasa pembalasan yang harus aku lakukan."

***

DEORANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang