DEORANTA | [10. Meradang]

125 31 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen di part ini.

S E L A M A T   M E M B A C A

10. Meradang

"Boleh gabung?"

Deo merutuki kecerobohannya setelah tanpa sadar bibirnya mengucapkan perkataan itu, mana mungkin dia gabung makan bersama, bersama dara dan Alan di cafe ini.

Deo benar-benar merutuki ucapannya tadi tanpa memikirkan kejadian yang akan terjadi nanti.

Dan benar saja Alan langsung menoleh ke arahnya dengan senyuman tak percaya,"Tentu saja boleh lah!" sahut Alan cepat bergerak mendekat beberapa langkah ke arahnya,"Sekalian makan bersama ini sebagai jamuan untuk pertama kali kita bertemu setelah berpisah sekian lama," jelasnya merangkul pundaknya dan mengajaknya untuk mendekat ke arah dara yang saat ini sudah menemukan tempat yang terasa sangat pas untuk makan bersama.

"T.... api,"Deo berusaha mencari alasan karena tak ingin terjebak dengan acara mereka berdua.

Tetapi Alan langsung gerak cepat mendorongnya untuk duduk di kursi yang berada tak jauh darinya."Sudahlah! Nggak usah banyak bicara, kali ini gue yang akan traktir Lo makan."

Deo mendengus kesal menatap Alan yang saat ini berjalan mendekat ke arah kursi yang berada di dekat dara. Entah kenapa ada perasaan tak suka dalam hatinya, apalagi melihat mereka berdua terlihat begitu dekat satu sama lain.

"Kamu mau pesan apa Ra?" Tanya Alan menatap lekat wajah dara yang mampu membuat Deo sedikit meradang dengan tatapan Alan saat ini.

Dari tatapan itu Deo mengira ada perasaan khusus buat Dara di hati Alan, dia tahu persis seperti apa sikap Alan saat bersama dengan wanita yang di cintainya, sudah lama dia mengenal Alan tetapi tak seharusnya dara lah yang mampu meluluhkan hati Alan, baginya dara adalah miliknya meski hati nuraninya masih tak terima dengan masa lalunya.

"Yo?"

"Yo?"

"Yo?"

Deo sedikit terkejut saat mendengar suara alan yang memanggil namanya berkali-kali, dengan sedikit reflek Deo langsung menatap Alan dengan wajah di buat sebiasa saja tanpa ketahuan bahwa saat ini dia sedang terkejut.

"Lo mau pesan apa?" Tanya alan dengan dengusan kesal karena sejak tadi Deo tak nyambung saat dipanggil.

"Apa aja lah! Kan Lo yang bayarin nanti," kekehnya, dengan cepat Alan menyentil kepala Deo karena kesal dengan balasan yang di berikan sahabatnya itu.

"Ya gak gitu juga lah! Gue traktir Lo itu untuk senang-senang setelah sekian lama nggak bertemu, jadi Lo bisa pesan sesuka makanan yang Lo suka," Alan menatapnya kesal,"Bukanya pasrah dengan kemauan gue Yo."

Deo terkekeh saat melihat Alan kesal terhadapnya, namun tak sengaja melihat Dara yang fokus menatap ke arah menu makanan seperti masa bodoh dengan obrolan kami berdua yang terdengar nggak jelas baginya,"Samain saja sama pesanan dara."

"Hah!"

Dara langsung menoleh ke arahnya dengan wajah kebingungannya,"Kok saya pak?" Tunjuknya pada dirinya sendiri.

Deo mengangguk," iya samain saja sama punya kamu, aku rasa selera kamu kayaknya cocok deh,"jelasnya santai tanpa memikirkan jawaban Dara yang mungkin saja pesanan gadis itu nantinya bukan makanan kesukaannya.

"Emmm, makanan apa ya?" Tanya Dara kebingungan, takut nggak cocok dengan seleranya. Apalagi dia juga tidak tahu makanan apa yang sesuai dengannya.

"Terserah! Yang penting sama dengan milik kamu," tegasnya dengan memperlihatkan senyuman yang terlihat begitu menawan.

"Aku,kamu?"Karena perdebatan itu, Membuat Alan merasa terkejut dengan keakraban mereka berdua.

Alan juga tak menyangka bahwa mereka berdua sudah saling kenal mengenal."Sudah lama?"

Deo dan Dara langsung menoleh ke arah Alan yang terdiam menatapnya dengan penuh tanya, bahkan mereka pun menjawab dengan balasan yang sama secara bersamaan.

"Enggak kok! Baru dua mingguan."

Semua terdiam, tatap mata Deo dan dara kembali bertemu entah kesekian kalinya. Saat merasa ada keheningan di antara mereka, Deo berusaha menetralkan keadaan dengan deheman untuk membuat suasana seperti sedia kala dan tak lagi tegang seperti sekarang.

"Ehmmm!"

"Kami berdua kenal secara tak sengaja," Deo menatap Alan dan dara secara bersamaan,"Saat itu secara tak sengaja gue melihat Dara di ganggu sama seorang preman."

Alan langsung menyahut ucapan Deo yang masih belum selesai di jelaskan,"Preman?" Gumamnya,"Tapi kamu nggak papa kan Ra?" Tanya Alan khawatir bukan main saat mengetahui bahwa dara pernah di ganggu oleh preman.

Dara mengeleng, sedangkan Deo menatap tak suka saat Alan mengeluarkan sikap perhatian untuk Dara yang mungkin saja di lakukan secara sengaja. Mungkin saja Alan secara tak langsung memberi tahu kepadanya bahwa Dara adalah miliknya.

"Dan saat itu gue langsung menghampirinya untuk menolong dari ganguan preman itu, tapi saat itu malah lengan gue terluka karena pisau preman itu, jadi mau tak mau dara mau menjadi asisten pribadi milik saya jika dia tak ada kerjaan," jelasnya yang langsung di beri tatapan tanpa arti oleh Alan.

Deo tahu makna tatapan itu, ia tahu arti tatapan itu. Waktu 3 tahun selama ini sudah cukup baginya untuk mengenal kepribadian alan dengan semua sikap dan tingkah lakunya, jadi tak heran dia menyikapinya dengan tenang seolah-olah tak tahu menahu dengan tatapannya itu.

Tak lama kemudian pelayan datang membawa beberapa pesanan yang sudah di pesan dara tadi. Tanpa berkata banyak hal, mereka menyantap hidangan itu dengan fokus.

Namun, di tengah-tengah makan. Tak di sangka Alan langsung mencuri perhatian Deo dengan mengelap bibir milik dara yang penuh dengan sisa  yang baru saja di makan.

Dara sedikit terkejut, tapi sebisa mungkin terlihat biasa saja, meski saat ini dia juga tak tahu bahwa sedang di perhatikan oleh Deo dari meja di dekatnya.

"Kamu kalau makan lucu ya?" Kekeh Alan mengelap pelan sudut bibir dara.

Alan tak pernah mengikis senyumannya sedikitpun hingga memperlihatkan deretan gigi putih rapinya, tetapi ada satu kata yang mampu membuatnya kedua pipinya merona malu di dekatnya.

"Kamu cantik deh kalau kayak gini."

Deo benar-benar meradang dengan apa yang di lihatnya saat ini, saat ini Alan seolah-olah mengklaim dara adalah miliknya seperti tak bisa di ganggu gugat.

Ada rasa tak suka dan sakit secara bersamaan yang di rasakanya, tetapi dia berusaha menepis  semua perasaan itu. Memang tujuannya mendekati dara adalah balas dendam, tetapi melihatnya dekat dengan Alan, mampu membuat lubuk hatinya meradang dan tak terima dengan semua apa yang di lihatnya.

Apakah dia boleh segois itu?

Gimana dengan part ini,

Jangan lupa vote dan komen part ini.

Terima kasih banyak.








DEORANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang