DEORANTA [11. Tawaran]

118 31 3
                                    

Selamat siang.

Akhirnya bisa kembali update.

Doain ya, Semoga bisa konsisten dalam mengupdate part ini.

Karena akhir-akhir agak sedikit randat dan nggak ada semangat sama sekali dalam melanjutkan cerita ini.

Jadi.

Kalian bisa vote dan komen di part ini untuk membakar rasa mager saya menjadi bersemangat karena komenan kalian semua.

Terima kasih.

Happy reading 😚

11. Tawaran

Alan menatap kepergian Deo yang mulai memasuki mobil Pajero miliknya. Ia langsung menoleh mendapati dara yang saat ini sedang sibuk membuka ponselnya."Ku harap kamu tak terbuai dengan rayuan gombal yang di keluarkan Deo."

Dara langsung menoleh tak mengerti dengan ucapan yang baru saja di lontarkan oleh dokter Alan,"Maksudnya dokter apa ya?"

Alan menghembuskan nafasnya kesal,"Jangan panggil aku dokter Ra saat berada di luar rumah sakit, aku juga tak selamanya menjadi dokter jika berada di luar jangkauan rumah sakit," kilahnya tak terima," aku juga pengen menjadi pria biasa saat berada di luar, apalagi saat bersama kamu."

Dara hanya terdiam.

"Aku nggak mau kamu terjebak dalam rayuan Deo yang nggak ada apa-apanya itu, meski secara fisik Deo lebih unggul dan menantang di mata para wanita yang selama ini di kencaninya," jelasnya saat melihat dara tak lagi merespon ucapannya, karena tujuannya hanya untuk memberi tahu pada dara bahwa Deo adalah pria yang sangat berbahaya." Aku nggak ingin kamu menjadi korban kesekian kali wanita yang di kencaninya saat dia membutuhkannya saja lalu meninggalkannya saat dia bosan dan sudah mendapatkan korban selanjutnya."

Alan menatap kedua mata dara khawatir,"Deo adalah penjahat wanita, dan betapa bodohnya semua wanita itu malah memberikan semua kemauan Deo yang penting deo mau berkencan dengannya," jelasnya, tetapi malah membuat dara terkekeh.

"Apaan sih! Aku sama pak Deo itu nggak ada hubungan apa-apa selain hanya rasa tanggung jawab ku karena dia sudah menolong ku dari preman itu," jelasnya mencoba memberi pengertian pada dokter Alan.

"Jangan ngaco deh!"

"Kamu yakin Ra, hanya sebatas itu tanpa ada tujuan apapun?" Tanyanya mencoba memastikan dara supaya gak terjatuh dalam bujuk rayu Deo.

"Iya!" Dara mengangguk menyakinkan bahwa dia sama Deo nggak memiliki hubungan apapun.

*****

Deo duduk termenung di balkon kamarnya, tatap matanya mengarah ke arah segelas wine yang berada di genggaman jemarinya.

Deo menyesap pelan meresapi resapan demi resapan rasa nikmat yang terasa begitu meneduhkan semua pikirannya yang terasa sangat kacau hari ini, Deo selalu menyesap wine saat ada masalah, meski hanya sekali teguk, tetapi cairan bening itu mampu membuat suasananya kembali berubah menjadi lebih baik lagi.

Padahal hanya karena melihat kedekatan Alan dengan Dara, pikirannya kacau dan tak lagi bisa berkonsentrasi dalam hal apapun.

Hembusan nafas beratnya terasa menyesakan. Rasa pening di kepalanya mulai terasa, kedua jemarinya bergerak pelan memijat pelipisnya untuk sedikit meringankan rasa pening itu.

DEORANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang