DEORANTA | [16. Terasa Beda]

91 17 5
                                    


Happy Reading  🌼🌼

16. Terasa Beda

"kok jadi formal sih?" Celetuk Deo berusaha menetralkan suasana tegang saat dirinya secara tak sadar mencium kening dara."Setidaknya panggil aku bapak saat berada di depan mama saja lah atau klien ku saat kamu ikut rapat."

Dia tak ingin ada kecanggungan di antara mereka berdua.

Perlahan dara melepas pelukan Deo yang merasa dia tak pantas mendapat pelukan itu karena dia berada di sini hanyalah seseorang suruhan Tante Reni untuk menjadi asisten kemanapun Deo pergi hingga Deo berubah seperti yang Tante Reni inginkan.

Ingin sekali dia menolak karena tak ingin berurusan dengan pria seperti Deo ini, tetapi demi semua harta bendanya yang pernah hilang itu akan kembali ke tangannya hanya untuk merubah sikap Deo yang pastinya bukanlah hal mudah baginya.

Tetapi dia yakin akan bisa melakukan semua itu.

"Ya nggak apa! Aku berada di sini itu karena pekerjaan, jadi, aku harus bisa bersikap sopan pada bapak, karena secara tak langsung bapak adalah atasan saya, meski semua yang ku lakukan ini kemauan Tante Reni," jelasnya di buat sesantai mungkin.

Deo mengganguk-angguk mengerti apa yang di maksud dara."Oke! Bahkan kamu bisa tidur di rumah ini jika kamu tak percaya dengan aktivitas ku saat malam hari yang biasanya aku gunakan untuk menghabiskan malam  hari dengan kebiasaan ku," tawar Deo menatap dara yang masih terlihat salah tingkah di hadapannya.

"Kayaknya itu nggak harus karena tugas ku hanya menemanimu kemanapun kamu pergi, lagian Tante Reni juga nggak memberitahu aku kalau aku harus tinggal di sini," jelas dara menjelaskan bahwa perintah Tante Reni tak menyuruhnya untuk tinggal di rumah ini.

"Kalau kamu nggak tidur di sini, ya, siap-siap kamu bakal bekerja lebih lama dan lebih ekstra lagi karena aku bisa bebas di malam hari saat kamu gak ada di samping ku... Jadi, ku rasa saat itu kamu pasti menyesal."

*****

Sudah dua Minggu lebih dara menjadi asisten Deo. Selama itu dia benar-benar mengekor kemanapun pria itu pergi, tak jarang emosinya sedikit tersulut saat tiba-tiba ada seorang wanita cantik yang memiliki postur tubuh ramping dengan wajah yang nyaris tercetak sempurna itu mendekati Deo hingga bermanja-manja di depannya tanpa ada sedikit rasa malu.

"Sayang aku kangen sama kamu! Sudah dua Minggu aku cari-cari kamu di beberapa club malam, tapi kamu nggak pernah ke sana... Apa kamu nggak kangen sama aku?" Ujarnya bergelayut di lengan Deo, kadang sesekali mengecup pelan pipi Deo dengan gemas.

Dara merasa sangat kesal karena Deo tak sedikit pun menolak perlakuan wanita itu. Apa dia tak melihat bahwa ada dirinya di dekatnya, tetapi kenapa pria itu terlihat biasa saja bahkan terkesan tak menganggap ada dirinya di sana.

Tetapi dia hanya bisa berdiam diri duduk di kursi panjang yang berada tak jauh dari tempat itu, meski saat ini dia terlihat sangat risih dengan kelakuan mereka berdua.

"Aku juga kangen sama kamu, selama dua mingguan ini aku sedikit sibuk dengan pekerjaan ku ini— jadi nggak sempat mampir ke sana," jelas Deo mencari alasan yang tepat, meski selama ini dara selalu mengikuti nya kemanapun dia pergi. Kadang dia merasa jengah karena semua privasinya harus terganggu oleh keberadaannya, tetapi mengingat wajah mamanya yang menangis karenanya membuat dia harus betah bertahan dengan kondisi yang terlihat sangat memuakkan.

Kedua matanya melirik ke arah dara yang saat ini terlihat membeli segelas es teh manis dari pedagang yang tak sengaja melintas di area ini. Hal itu tak akan di sia-siakan oleh Deo untuk mengambil kesempatan emas ini.

DEORANTAWhere stories live. Discover now