DEORANTA | [40.Jadian]

55 7 0
                                    

Hari yang sangat di nanti dara telah tiba, hari ini pentas balet akan segera di mulai. Dara sudah mulai bersiap diri untuk pentas ini, tetapi perasaannya saat ini mulai tak tenang. Tatap matanya selalu menatap nanar ke arah penonton yang sudah bersiap untuk menikmati pertunjukan balet yang sudah sangat di nantinya dalam tahun ini.

"Ra bentar lagi giliran kamu, ibu harap kamu sudah siap dan tak mengecewakan kami semua,"ungkap Bu Armi yang memberi peringatan pada dirinya."Kamu harus fokus! Pentas ini jarang sekali hadir di kota ini, mungkin saja ini adalah kesempatan pertama dan terakhir kamu untuk bisa menunjukkan aksi balet mu di pentas sebesar ini."

Dara mengangguk mengerti, ia berjalan ke ruang ganti berniat mengganti sweater yang di kenakan hari ini dengan kostum balet yang sudah di siapkan penyelenggara di ruang ganti, namun ia terkejut dengan kedatangan Deo yang sudah berdiri di dalam ruang ganti.

Ada rasa senang dan semangat di dalam dirinya yang hadir kembali, meski tadi sempat tiba-tiba down saat tak mendapati Deo di antara kursi penonton, ia takut pria itu masih marah padanya hingga tak datang di pentas ini.

"Sudah siap?" Tanyanya setelah beberapa hari tak bertemu, setelah pertemuan mereka di kantor Deo saat itu.

"Ini mau ganti kostum," balas dara sedikit kikuk dan tak berani menatap pria yang kini berjalan mendekat ke arahnya.

Di setiap langkah Deo yang semakin mendekat ke arahnya, jantung dara semakin cepat berdetak tak karuan, ia bingung kenapa semua ini bisa terjadi secara tiba-tiba. Apalagi wajah ramah Deo mampu membuat dara di buat melayang, tak seperti pertemuan mereka yang terakhir saat pria itu terlihat enggan menatapnya seperti ingin pergi menjauh darinya saat ia tak kunjung menjawab semua pertanyaan cintanya.

"Ku harap kamu bisa menampilkan pertunjukan yang sangat luar biasa dan bisa membuat ku bangga akan semua bakat mendalam mu yang baru aku sadari beberapa waktu terakhir,"ungkap Deo menatap lekat wajah dara sedekat ini.

Dara mengangguk karena tak tahu tindakan apa yang harus di lakukannya sekarang.

Tangan Deo bergerak seperti menyiapkan sesuatu di belakang tubuhnya, hingga pria itu memberikan sebuket bunga mawar yang terlihat begitu menawan dan menyerahkannya kepadanya."Untuk kamu! Wanita spesial dalam hidup ku, ku berikan bunga ini sebagai dukungan khusus dalam pertunjukan ini dan aku ingin kamu tak mengecewakan banyak orang yang saat ini benar-benar menanti pertunjukan hebat mu," ungkapnya menyerahkan buket bunga itu kepadanya.

Dara benar-benar takjub dan terkejut secara bersamaan, ia tak menyangka bahwa Deo melakukan hal seperti ini sekarang. Dara menatap lekat wajah Deo yang sejak tadi tersenyum manis menatapnya.

Tak di sangka dara malah mendaratkan kecupannya di pipi kanan Deo, ia merasa Deo terkejut akan tingkahnya yang saat ini benar-benar tak terduga olehnya.

"Aku mencintai kamu!" Lirih dara mengutarakan semua perasaannya terhadap Deo untuk keduakalinya, meski malam itu Deo tak menyadari semua apa yang di katakannya malam itu.

Tatap wajah Deo terlihat sangat terkejut dengan bibirnya menganga tak percaya. Hingga bibir itu terlihat bergerak menyunggingkan senyumnya yang terlihat begitu menawan."Aku juga benar-benar mencintai kamu!" Balasnya seraya menggerakan wajahnya dan mengecup pelan bibir dara tanpa ada lumatan di sana.

Karena dia tahu jika saja ia melumat bibir itu pasti tak akan pernah bisa berhenti jika tak berakhir di ranjang.

"Ra, apa kamu sudah siap?" Tanya Bu Armi yang kini datang dari luar ruangan.

Deo sedikit berjingkat saat mendengar suara itu, ia mundur beberapa langkah sedikit menjauh dari dara dan mempersilahkan Bu Armi untuk mendekat ke arah dara.

DEORANTAWhere stories live. Discover now