DEORANTA | [43.Masa Itu ]

34 4 0
                                    

Suasana riuh di sanggar setelah kedatangannya membuat dara merasa senang dan bahagia karena selama ini telah banyak yang mensupport dirinya tanpa dia sadari.

Dara tersenyum menyambut pelukan Lala."Selamat Ra! Gue nggak nyangka Lo bakalan tampil habis-habisan di pentas kemarin malam, meski saat itu gue nggak sempat nyamperin Lo," ungkap Lala memberi semangat dirinya."Jadi, maafin gue ya!" Lanjutnya mengkikis pelukan mereka.

Dara tersenyum dan mengangguk."Iya nggak apa-apa! Lo udah beri gue ucapan ini saja udah seneng banget," jelasnya."Dan terima kasih atas dukungannya," lanjutnya tersenyum malu.

Dan akhirnya terdengar kekehan dari Lala karena sikapnya yang sedikit pemalu akhirnya kembali terlihat setelah selama ini berusaha bersikap tegar di depan semuanya untuk menghibur dirinya sendiri setelah apa yang terjadi.

"Dimana keadaan kedua orang tua Lo?" Tanya Lala kemudian.

"Syukurlah mereka berdua sudah kembali siuman setelah berhasil melewati masa kritisnya, gue sangat bahagia dan senang karena apa yang gue perjuangkan selama ini tidak sia-sia," jelas dara merasa terharu saat mengingat masa itu.

Lala kembali memeluk erat tubuhnya, mungkin sahabatnya itu menyadari perjuangannya demi kedua orang tuanya selama ini.

"Jangan mellow begini dong! Bukankah seharusnya kita-kita semua rayain kemenangan pentas tadi malam, bukan seperti ini," ujar jejey yang tiba-tiba datang dari ruang ganti.

Dara melepas pelukannya, ia berjalan menuju ke arah jejey yang saat ini menatapnya dengan tatapan mengejeknya."Kenapa?"

Jejey terkekeh geli dengan gerakan kemayunya lalu merangkul pundak dan mengajaknya duduk di kursi."Gue bener-bener nggak nyangka ya dengan kelakuan pria itu tadi malam," ujarnya menatap dara yang sedikit salah tingkah."Siapa sih dia? Cowok baru Lo?" Lanjutnya yang mampu membuat seisi sanggar penasaran dengan apa yang baru saja di katakan jejey.

"Kayaknya ada berita baru yang sedang hot-hotnya," ujar dera yang kini mendekat ke arah jejey dan dara.

"Berita apa coba? Kenapa Lo nggak cerita sama gue Ra?" Tanya Lala semakin penasaran.

Beberapa teman-temannya mendekat mengerumuni jejey dan dara, tetapi dengan cepat jejey bergerak berusaha menginstruksikan kepada semua rekannya untuk tak begitu ikut campur yang nantinya secara tak langsung membully dara, meski selama ini dara termasuk orang yang di segani setelah Bu Armi.

Dara mendongak menatap Lala dengan tatapan biasa saja seolah-olah seperti tak ada apa-apa."Nggak ada apa-apa kok!" Jelas dara santai menatap semua teman-temannya yang saat ini sedang mengerumuninya.

Ia tahu bahwa jika semua teman-temannya mengetahui aksi Deo tadi malam pasti akan membuat suasana semakin mencekam dengan kehebohan mereka semua, jadi dengan mengatakan tak terjadi apa-apa adalah hal tepat untuk saat ini.

"Sudah tahu semua kan? Jadi, ku rasa kalian fokus ke latihan kalian masing-masing, sebelum Bu Armi datang," elak jejey dengan nada sedikit merasa bersalah karena secara tak langsung ia hampir keceplosan, untungnya teman-temannya tadi malam tak ada yang sempat datang ke pertunjukan itu, jadi dengan alasan dara membuat mereka lebih mudah percaya.

*****

Dev menatap wajah pak Heru dengan raut wajah penuh harapnya, terlihat pria itu berjalan setelah menutup pintu ruang inapnya dan memastikan bahwa pintu itu benar-benar tertutup rapat.

"Apa yang terjadi selama aku mengalami kecelakaan?" Tanya Dev saat pak Heru duduk di kursi dekat ranjangnya.

Ada rasa heran saat ia membuka kedua matanya untuk pertama kalinya. Ruang VIP lah yang menjadi ruang inapnya, padahal seingatnya sebelum insiden kecelakaan besar itu, Keenan datang untuk meminta perusahaan itu secara paksa.

DEORANTAWhere stories live. Discover now