DEORANTA | [17. Syarat Deo]

96 15 1
                                    

Hai akhirnya update juga.

Sebenarnya udah waktunya update hari ini, namun masih belum sempat melanjutkan menulis hingga berniat untuk mengupdate besok pagi.

Tapi,

Nggak nyangka saat ingin tidur terpikir sekenario cerita ini, jadi mencoba melanjutkan hingga sampai.

Sebelum membaca jangan lupa tekan vote untuk membakar sangat saya untuk melanjutkan cerita ini ya meski sedikit aneh dan tak terpikirkan akan menjadi seperti ini.

Jika ada masukan dalam cerita ini kalian boleh memberi masukan dan Krisan dalam cerita ini supaya cerita ini lebih baik lagi bagi semua pembaca.

Happy Reading 🌼🌼

17. Syarat Deo

"Apa syaratnya?"

Dara bertanya syarat apa yang harus di lakukan, jika Deo bersedia meminjamkan uang untuk biaya operasi rumah sakit papanya.

"Nanti saja akan ku beri tahu apa syarat itu!" Jeda Deo menatap dara berusaha menenangkan pikiran gadis itu yang terlihat begitu panik."Yang penting saat ini kamu fokus kepada keadaan dan keselamatan papa kamu sekarang," lanjutnya mengengam sebelah tangan dara.

"Tap-"

"Gak usah tapi-tapian Ra! Waktunya sangat singkat dan kamu nggak bisa banyak berfikir untuk mencari jalan keluar itu." Deo memotong cepat ucapan dara yang belum sempat di katakanya.

"Tapi aku takut dan nggak bisa memenuhi persyaratan yang kamu inginkan dari ku," lirihnya pelan, namun Deo malah beranjak keluar dari dalam kamarnya meninggalkan dara yang masih tetap kekeuh menanyakan persyaratan apa yang di inginkan.

"Jangan banyak bicara Ra! Ayo cepat kita ke rumah sakit untuk sesegera mungkin menyelesaikan administrasi biaya operasi papa kamu agar segera di beri tindakan cepat." Teriak Deo memanggil dara yang masih belum juga keluar dari dalam kamarnya.

Tak lama kemudian gadis itu terlihat keluar dari dalam kamarnya dengan membawa tas warna hitam dan mulai berjalan ke arahnya setelah menutup pintu kamarnya.

"Ayo!"

Deo langsung mengangguk pelan mengiyakan ajakan dara. Sebelum berjalan ke arah mobilnya, ia membawa tas hitam yang berisi beberapa pakaian mama dan papanya  lalu membawanya ke bagasi mobilnya.

"Sudah siap?" Tanya Deo menyakinkan dara lagi.

Dara mengangguk pelan, sehingga membuatnya ia membuka pintu mobilnya untuk mempersilahkan dara masuk dan duduk di samping kemudi tempatnya nanti.

"Jangan terlalu di pikiran! Yang penting keadaan kedua orang tua mu lekas membaik dan bisa sesegera mungkin ada di dekat mu." Deo berusaha memberi semangat dan motivasi pada dara yang sejak tadi masih saja terlihat melamun dengan tatap sendunya.

Gadis itu menoleh ke arahnya sebentar lalu kembali menatap sendu jemarinya yang berada di pangkuannya."Ini sudah terbiasa dalam hidup ku kok!" Lirihnya terbata karena tak kuasa dengan rasa sesak di dalam dirinya saat mengingat  betapa mirisnya hidupnya ini.

"Kenapa?" Tanya Deo penasaran.

Dara terkekeh pelan meratapi beberapa fase kehidupan yang di alaminya sedari kecil hingga saat ini."Kayaknya aku belum bisa menceritakannya sekarang, apalagi aku mengenalmu juga nggak terlalu lama—"

"Kamu nggak percaya sama aku?" Potong Deo dengan kesal.

Dara mengeleng pelan."Bukan tidak percaya.... Ini masalah hidup ku,l aku harus bisa menyimpannya rapat-rapat biar menjadi kenangan suatu saat nanti," jelasnya karena semua masalah tak harus di ceritakan ke semua orang, cukup dirinya sendiri yang tahu.

DEORANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang