DEONTARA| [6. Ciuman Itu]

219 31 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen di part ini.

Selamat Membaca

6. Ciuman Itu

Dara berjalan pelan ke arah alamat yang baru saja di kirim pak Deo untuknya, setelah pria itu bersih keras menghubunginya berkali-kali. Padahal malam ini ia ingin menghabiskan waktu untuk menjaga kedua orang tuanya setelah kemarin tak sempat menjenguknya.

Tetapi perintah tegas dari pak deo membuat dara tak bisa mengabaikan perintah itu begitu saja. Bagaimanapun, pria itu masih menjadi tanggung jawabnya hingga lengannya yang terluka sembuh total.

Tatap Dara menyapu bersih ruangan penuh lampu berbagai warna yang berputar-putar, hingga mampu membuat kepalanya pening karena tak biasa dengan dunia malam yang saat ini sudah ada di depan matanya.

Sejak tadi Dara menajamkan indera penglihatannya untuk mencari sosok pria itu di kerumunan banyak lelaki dan wanita yang sedang bercumbu mesra di berbagai penjuru ruangan gelap itu.

Dimana dia?

Kenapa malah menyuruhku ke tempat seperti ini!

Dara merasa frustasi dan kesal. Apalagi saat ada seorang pria berkemeja menghampirinya dan mencubit pipinya dengan genit, lalu tawa kekeh terdengar di telinganya. Dara menatap pria itu meski bau alkohol sangat menyengat di indera penciumannya. Ingin sekali dia pergi menjauh dan meninggalkan tempat yang baru di jumpainya dalam hidupnya.

"Hei cantik! Kenapa sejak tadi kamu berdiri di sini, kalau nggak ada pasangan sini sama aku," gumamnya lirih seraya memegang tangan Dara yang sejak tadi memegang tali tasnya dengan erat.

Dara menggeleng, gadis itu melangkah mundur untuk menghindari pria itu. Tetapi dengan cepat pria itu langsung menarik lengannya berusaha membawanya kedalam pelukannya.

Suara pecahan gelas terdengar nyaring, semua mata tertuju pada sosok pria yang saat ini berdiri angkuh menatap ke arahnya dengan tatapan mematikan.

" Lepaskan dia?"

Suara tegas memerintah pria itu untuk melepas genggaman erat di lengan Dara."Lepaskan dia? Atau aku akan membuatmu bermalam di rumah sakit malam ini," suara tegas itu mampu membuat semua orang di tempat ini langsung bergidik ngeri.

"Lepaskan saja lah ri, dari pada Lo  sekarat di tangan Deo.... Lo tahu sendiri kan gimana sifat Deo selama ini," Saat itu juga pria itu melepaskan genggaman erat dan berbalik menatap Deo yang berada tak jauh di belakangnya.

"Kenapa sih yo? Kali ini aja izinin gue dekat sama dia, gue janji, setelah ini gue gak akan minta yang aneh-aneh," pria itu menatap Deo penuh mohon."Masa Lo masih kurang saja, empat wanita yang sudah Lo kencani malam ini dengan keadaan lengan Lo yang masih belum sembuh," jelasnya seraya menggerakkan empat jarinya di hadapan Deo.

Dara di buat melongo dengan ucapan pria itu. Bukan hanya itu saja, setelahnya ada segerombolan wanita datang dan bergelayut manja di lengan Deo.

"Ada apa sih sayang! Kenapa kamu ikut campur dengan mereka, bukankah seharusnya kita bersenang-senang di kamar yang sudah kamu pesan," ujar wanita itu yang saat ini berjinjit mengecup bibir pak Deo.

"Sayang, kita lanjutkan permainan kita yuk?" Ajak salah satu wanita yang saat ini memeluk pinggang pak Deo.

Saat itu juga tatap mata Deo langsung menatap ke arah Dara, saat ingin mengatakan sesuatu. Pria di depannya langsung menyela ucapannya."Tuh kan! Biarin malam ini gue bermain bersama dia sedangkan Lo sama wanita yang sudah Lo pesan Yo," ungkap pria itu lagi berusaha menego apa yang di inginkannya.

DEORANTAΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα