DEORANTA| [20. Perasaan Aneh Deo ]

142 12 1
                                    


Happy Reading 🌼

20. Perasaan Aneh Deo


Deo menggerakkan tubuhnya ke samping. Saat merasa ada yang aneh di sisi ranjangnya, pria itu membuka kedua matanya lebar dan menoleh cepat ke arah samping ranjang yang di tempatinya itu.

"Kosong?"

"Kemana dia? Atau tadi malam itu hanya sebuah ilusi saja?

Deo tampak berpikir keras mengingat kejadian semalam, terakhir kali dia menatap wajah dara yang sudah terlelap dalam tidurnya, tetapi saat ini dia tak mendapati gadis itu berada. Padahal saat ini dia benar-benar masih berada di kosan dara, tapi daranya nggak ada.

"Kemana dia?"

Deo semakin berfikir keras, deo bangkit dari tidurnya. Pandanganya menyapu bersih kamar tidur yang sekiranya hanya muat untuk di tempati satu ranjang dan meja rias yang berada tak jauh darinya.

Tatap Deo menatap satu persatu benda yang menghiasi meja rias dara yang terpajang beberapa foto keluarganya, namun ada satu foto yang kembali mengingatkan dirinya tentang kebersamaannya waktu kecil.

Deo tersenyum takjub dan tak percaya, ternyata dara masih menyimpan foto bersama dengannya waktu kecil. Dia pegang pigura berukuran kecil itu yang memperlihatkan gadis kecil tampak tersenyum manis dengan memegang Arum manis berbentuk kuda poni, Deo tersenyum kecil saat melihat wajah kecilnya yang saat itu terlihat cemberut, dia ingat, dia marah karena dengan enaknya dara merebut Arum manis miliknya.

"Tante ala pengen kuda poni itu?" Ungkap dara kecil merengek kepada mamanya.

"Enggak bisa la! Ini milik ku, kalau kamu pengen ya kamu minta sama mama, tuh belinya di sana," tolak Deo kecil seraya menunjuk ke arah penjual Arum manis karakter yang terlihat begitu ramai dari pembeli yang mayoritas di padati oleh pembeli anak kecil.

"Enggak mau! Ala pengen punya eyo, bukankah kuda poni itu kalaktel yang sangat di sukai anak pelempuan sepelti ala, apalagi eyo kan laki-laki masa iya eyo suka kalaktel kesukaan pelempuan sepelti ala," cerocosnya yang semakin membuat Deo kecil marah, hingga tanpa sadar dara bergerak cepat mengambil paksa Arum manis itu.

"La itu Alum manis ku la! Jangan ambil, kalau kamu pengen, ya kamu beli sendili aja Jangan ngelebut milik ku," teriaknya marah menatap dara yang saat ini malah begitu fokus memakan Arum manis itu tanpa memikirkan perasaannya.

"Kita beli lagi saja ya sayang?" Bujuk mamanya berusaha membuat Deo tak lagi marah.

Tetapi Deo menggeleng menolak ajakan mamanya."Nggak mau! Mama nggak lihat betapa lamanya eyo menunggu hanya untuk kuda poni, tetapi kenapa mama malah membialkan ala melebut Alum manis milik eyo ma," rengek Deo menatap sendu sang mama yang terdiam seperti memikirkan segala cara untuk membujuk putranya.

"Bukanya kamu beli itu untuk di makan bersama dara?" Tanya mamanya yang membuat Deo terdiam dengan mengerucutkan bibirnya ke depan.

"Biarin saja ya sayang! Kasihan dara di tinggal Tante Naya selama semingguan lebih untuk pekerjaan, kamu tahu sendiri kan dara jarang sekali bertemu sama mamanya, jadi jangan buat dia menangis sehingga mengingat mamanya," jelasnya memberi pengertian Deo."Kalau dara sampai menangis, apa kamu mau bertanggung jawab untuk mendiamkannya?" Tanyanya.

DEORANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang