DEORANTA | [22. Detakan]

89 10 0
                                    

Happy Reading 🌼🌼

22. Detakan

"Kenapa?"

Dara mengulang kalimat yang di ucapkan Deo saat melihatnya ingin membereskan semua barang yang di gunakan tadi untuk merawat lukanya.

"Aku pengen kamu di sini saja menemani ku, jangan tinggalkan aku!"

Dara tersenyum kecil, tetapi dia malah melanjutkan apa yang di larangnya. Deo hanya melihat aktivitas dara yang sibuk membereskan semua benda itu.

Tanpa sadar dara mendongak dan mendapati dirinya menatap lekat semua aktivitas, hingga dia benar-benar merasa malu karena terpergok oleh dara.

"Kenapa?"

Deo benar-benar salah tingkah, dia bingung apa yang harus di katakan sebagai jawaban itu. Kosa kata dalam pikirannya saat ini terasa begitu buntu, dia juga tidak mungkin menjelaskan semuanya begitu gamblang, bahwa dia benar-benar kagum dengan pesona gadis itu.

Untunglah dara bangkit keluar dari kamarnya untuk menaruh kotak kesehatan miliknya di luar kamar. Sehingga dia bisa bernafas lega.

Namun dia malah kelabakan dengan detakan jantung miliknya yang semakin cepat, ada apa ini? Kenapa di setiap saat dara ada di dekat ku, jantung ini selalu berdetak seperti ini. Deo memejamkan matanya berusaha menetralkan keadaannya saat ini.

"Belum tidur juga?"

Deo sedikit berjinkat saat mendengar suara dara yang terdengar secara tiba-tiba, dia menoleh menatap gadis itu yang saat ini membawa kantong kresek yang berisi makanan.

"Kamu harus istirahat supaya rasa nyeri itu tak bisa kamu rasakan saat tidur nanti," ujar dara mendekat ke arahnya."Atau kamu lapar? Kebetulan tadi aku keluar membeli roti buat berjaga-jaga," lanjutnya membuka roti itu langsung di suapkan kepadanya.

"Aaaak!"

Deo langsung membuka mulutnya menerima suapan roti dari dara.

"Kamu habisin ya biar cepet sembuh."

Deo tak menanggapi itu.

"Nanti kalau ketahuan Tante Reni bisa habis hidup ku," ungkapnya lagi seraya menyuapi roti itu hingga habis.

"Enak kan?" Tanyanya dengan penasaran.

Deo mengangguk menanggapi pertanyaan dara.

"Syukurlah kalau kamu suka! Sekarang kamu harus tidur dan aku akan tidur di sofa itu," jelasnya lalu bangkit berniat ke arah sofa itu, tetapi jemari deo malah mengengam erat lengan dara dengan kuat, tak ingin dara pergi meninggalkannya.

"Kenapa?"

Tatap Deo terlihat begitu sayu."Jangan tidur di sofa, aku nggak tega melihatnya!"

Dara terkekeh."Aku nggak bisa! Tadi malam kita sudah tidur bersama dan malam ini aku nggak mau melakukan hal yang sama pada kamu," jelasnya.

"Tapi aku kan nggak apa-apain kamu Ra, kemarin malam aku hanya memeluk tubuh kamu nggak lebih kan," jelasnya tak terima dengan penolakan dara."Dari samping pula!"

"Kalau begitu aku pulang saja."

Deo berusaha bangkit dari ranjang itu.

"Kamu nggak bisa nyetir dengan keadaan seperti ini Yo!" Dara berusaha mencegah Deo untuk bangkit dari ranjangnya."Apalagi dengan keadaan mu yang seperti ini, aku nggak bisa izinin itu dan aku ingin kamu pergi dari rumah ini setelah luka mu sembuh."

Deo tersenyum lalu dia merenggangkan kedua tangannya untuk menerima pelukan dara untuknya.

Dengan terpaksa dara menuruti permintaan Deo.

DEORANTAWhere stories live. Discover now