DEORANTA | [38. Terkejut]

52 4 2
                                    

Deo terbangun dengan rasa sakit di seluruh tubuhnya dengan kepalanya yang terasa begitu nyeri.

Perlahan deo membuka kedua matanya dan terkejut bahwa saat ini ia sudah berada di dalam kamarnya."kok bisa aku berada di kamar?" Ujarnya heran, tanpa sengaja indera penciumannya mencium aroma yang selama ini menjadi favoritnya."Kok... aku mencium aroma khas dari minyak wangi yang biasanya di gunakan dara?" Gumam Deo heran.

Hidungnya mengendus-endus untuk mempertajam indera penciumannya mencari dimana asal bau itu berada, Deo berhenti di kemeja yang di kenakannya kemarin."Oh disini, mungkin kemarin dia memeluk ku secara reflek saat melihat mamanya kembali sadar dari komanya setelah dua bulan lamanya," kelakar Deo menyampaikan dirinya sendiri untuk tak terlalu berharap dara ada di sampingnya.

Deo menatap ke arah pintu kamarnya yang saat ini mulai terbuka perlahan, hingga terlihat sang mamanya kini tersenyum di sana dan berjalan menghampirinya.

"Kamu sudah bangun sayang?" Tanya mamanya berjalan ke arah korden jendela yang berada di sisi kamarnya dan menyingkapnya pelan supaya cahaya matahari memasuki kamar Deo untuk memberi rasa hangat saat malam hari.

Deo tersenyum pelan seraya memegangi kedua pelipisnya yang masih terasa berat dan sakit kepala masih terasa di kepalanya.

"Mama tahu siapa yang mengantar Deo ke rumah?" Tanya Deo kepada mamanya, karena seingatnya ia berada di club malam untuk merilekskan semua pikiranya yang sangat kacau. Tetapi saat sadar malah ia sudah terbangun di kamarnya.

"Bukanya kamu pulang sendiri dan kamu malah ketiduran di mobil tanpa berniat tidur di kamar kamu sendiri?" Alibi mamanya mencoba menjelaskan alasan palsunya supaya Deo percaya bahwa dia tertidur di dalam mobil.

"Oh, tapi kok bisa ya?" Balasnya heran pada dirinya sendiri.

Mamanya terkekeh."Mama ya nggak tahu lah sayang."

Deo terdiam berusaha mengumpulkan memorinya saat dirinya mabuk semalam, nyatanya ia tak bisa mengingat apa-apa semalam selain dan hanya membuat kepalanya semakin nyeri.

"Sudah jangan di pikiran lagi sayang!" Cegah mamanya yang merasa kasihan dengan Deo saat ini, mengerang kesakitan mencoba mengingat kejadian tadi malam.

Dia tahu bahwa dara lah yang mengantarkannya ke rumah ini, meski meninggalkan Deo di mobil. Dia tahu segalanya, karena saat mendengar suara deru mobil Deo, dia langsung mengintip di balkon kamarnya untuk memastikan keadaan putranya.

Namun yang di lihatnya malah dara terlihat berbicara dengan Deo yang ternyata sudah mabuk berat, dia menatap lekat kejadian di sana. Amarahnya benar-benar murka saat melihat dara mencium Deo di dalam mobil sebelum pergi meninggalkan Deo di dalam mobil sendirian karena dia tahu bahwa selama ini dara mencoba untuk mengindarinya.

Dia tak suka dan tak akan terima kenyataan tadi malam, bahwa selama ini dara juga mencintai putranya, dia tak akan tinggal diam dan akan membuat dara semakin menderita karena telah berani mencintai putranya.

*****

Dara berjalan cepat ke ruang inap mamanya dengan langkah tergesa, karena hari ini ia bangun kesiangan setelah semalam baru sampai di kosannya pukul sebelas malam.

Belum lagi ia tak bisa memejamkan matanya karena pikirannya selalu teringat dengan keadaan deo, dan akhirnya ia bisa terlelap dalam tidurnya jam dua dini hari hingga membuatnya bangun kesiangan.

"Ra, om ingin bicara sesuatu sama kamu?" Tanya om damar yang tiba-tiba muncul di depannya.

Dara sedikit terkejut akan kemunculan omnya secara tiba-tiba."Iya."

DEORANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang