DEORANTA | [36. Sikap Aneh Deo]

43 6 0
                                    

Happy Reading 🌼🌼

"Yang penting aku sama dokter Alan tidak ada hubungan apa-apa selain hubungan sebatas pasien dan dokter," jelasnya meyakinkan untuk membuat Deo sadar dan mengerti, lalu, dia keluar dari dalam mobil tanpa mengucapkan sepatah katapun karena saat ini mereka sudah sampai di pekarangan rumah sakit.

Dia bukanya menggantung perasaan Deo kepadanya, tetapi dia benar-benar bingung dengan keadaan saat ini. Saat ini dia masih terikat perjanjian dengan tante Reni dan perjanjian itu belum usai.

Jika saja dia menerima pernyataan cinta Deo, lalu, di suatu hari perjanjian itu sampai ke telinga Deo, mungkin pria itu akan sangat marah dan sangat membencinya lalu dia pergi meninggalkannya di saat ada rasa cinta di hatinya, apakah dia mampu di benci oleh pria yang sangat di cintainya!

Dara mengeleng-gelengkan kepalanya pelan mengenyahkan semua pikiran buruk itu tentang hubungannya dengan Deo dan dia tidak mau hal itu terjadi di dalam hidupnya.

Saat melewati koridor rumah sakit, dara sedikit terhenyak saat melihat sosok lansia yang sudah sangat rentan usianya kini duduk di kursi dengan mata sembabnya.

"Oma!"

"Oma!" Lirih dara saat melihat bahwa sosok lansia yang duduk di sana itu adalah Omanya ibu dari mamanya.

"Oma! Ngapain ada di sini?" Teriak dara tak kuasa melihat sosok Omanya yang sudah lama tak di temuinya sekitar setahun yang lalu, sebelum kedua orangtuanya mengalami kecelakaan.

Dara langsung berlari dan bersimpuh di hadapan Omanya dengan air mata yang terus mengalir."Oma ke sini sama siapa?" Tanya dara dengan terisak.

"Oma ke sini sama om damar mu Ra!" Balasnya dengan tangis sesegukan.

"Kenapa kamu menyembunyikan semua ini dari Oma sayang?" Tanyanya dengan suara lembut."Kenapa? Oma ini masih bagian dari keluarga kamu, darah Oma juga mengalir di tubuh kamu... Tapi, kenapa kamu menyembunyikan hal sebesar ini dari Oma sayang," lanjutnya lirih.

Tatap matanya menatap kecewa ke arah dara."Mama mu itu adalah putri Oma, tetapi kenapa kamu tak pernah memberi tahu keadaannya kepada Oma... Seandainya kalau Oma tidak datang ke Jakarta untuk menemuinya, apakah kamu akan memberi tahu keadaan mama kamu ke Oma?" Tanyanya dengan perasaan kecewa, air matanya mengalir deras menatap kepala dara yang terdiam di sandaran pangkuannya.

Dara mendongak menatap sendu ke arah Omanya, setelahnya dara mengeleng pelan."Tidak! Dara tidak akan memberi tahu Oma tentang keadaan mama dan papa, dara tidak ingin keadaan mama dan papa malah membuat pikiran Oma down dan membuat Oma jatuh sakit," jedanya karena dia tak lagi mampu berkata banyak hal kepada Omanya."Dara nggak ingin hal itu terjadi kepada Oma, dara nggak mau melihat Oma sakit karena mendengar kabar tentang keadaan mama, cukup mama saja yang terbaring di rumah sakit tapi tidak dengan Oma... Oma harus tahu, bahwa apa yang di lakukan dara selama ini hanya demi kebaikan Oma, dara sangat menyayangi Oma," lanjutnya terisak, lalu menciumi wajah Omanya dengan penuh kasih sayang.

Baginya, Omanya adalah segalanya. Sejak kecil Omanya yang selalu bersamanya, merawatnya dan menjaganya setiap saat di saat mamanya sibuk mencari nafkah untuk mencukupi semua biaya kehidupan mereka, hingga lupa akan kasih sayang yang seharusnya di berikan penuh kepadanya selama tumbuh kembangnya menjadi balita.

Deo tampak terharu melihat mereka berdua, hingga tanpa sadar air matanya ikut menetes melihat kasih sayang mereka yang tak pernah surut sejak masih kecil.

Deo ingat sekali gimana rasa kasih sayang yang di miliki Oma saat masih kecil, beliau tak pernah sedikitpun marah saat dara sering berulah di rumahnya, kadang dara kecil yang begitu bandel itu selalu membuatnya marah hingga membuatnya murka karena tangan jahilnya. Saat itu Oma langsung datang dan mengurung dara di dalam rumah dan tak lagi mengizinkannya datang ataupun bermain di rumahnya sebelum dara meminta maaf kepadanya.

DEORANTAWhere stories live. Discover now