DEORANTA | [39.Kecewa]

44 6 0
                                    

Dara menatap lalu lalang karyawan yang ada di kantor deo, saat ini ia berada di depan meja resepsionis untuk menanyakan keberadaan Deo saat ini.

"Maaf mbak, saya mau tanya... Apakah saat ini pak Deo ada di kantor?" Tanya dara pada resepsionis.

Resepsionis itu mengangguk."Iya mbak, saat ini pak Deo masih berada di dalam ruangan," balasnya dengan ramah karena dia tahu bahwa dara adalah wanita penting dalam hidup Deo, bahkan semua karyawan di sini mengira bahwa dara adalah kekasih bosnya.

"Terima kasih mbak!" Ungkapnya lalu pergi menuju ke ruangan Deo yang berada di lantai atas.

Sampai di lantai atas, dara langsung berjalan ke arah pintu ruangan Deo yang tertutup rapat, tak ada Agnes sekretaris Deo yang berada di meja dekat pintu ruangannya.

"Apa mungkin dia ada di dalam?" Tanya dara pada dirinya sendiri.

Tak ingin menunggu lama, dara langsung menggerakkan tangannya untuk mengetuk pintu itu, hingga terdengar suara berat dari dalam.

"Masuk."

Dara langsung menggerakan tangannya untuk membuka pintu itu hingga terlihat pria yang tadi malam tak bisa membuatnya tidur kini begitu fokus menatap layar Komputer di depannya.

"Maaf menganggu sebentar!" Ujar dara bingung untuk memulai pembicaraan ini tanpa ada janji terlebih dahulu.

Tatap mata Deo langsung melirik sekilas ke arah dara."Ngapain kamu ke sini?" Tanya Deo dengan suara datar tanpa ada senyum di wajahnya yang biasanya selalu di tujukan kepadanya, hingga membuat dara tercekat.

"Seharusnya kalau mau ke sini itu memberiku kabar terlebih dahulu atau mengirimi ku pesan singkat kalau tak mau menelpon," tegas Deo tanpa menatap dara yang saat ini merasa tegang setelah mendengar pernyataan Deo akan kedatangannya.

"Aku ke sini nggak lama kok... Hanya sebentar, palingan nggak sampai lima menit," tukas dara cepat atas kekecewaannya terhadap sikap Deo.

Dara langsung duduk di depan Deo tanpa menunggu pria itu untuk mempersilahkannya duduk. Dara langsung mengambil sebuah map di dalam tasnya lalu membukanya dan mempertanyakan langsung kepada Deo.

"Maksudnya ini apa?" Tanya dara menyerahkan kertas itu kepada Deo yang terdiam.

Deo tak menjawab, pria itu lebih memilih menerima kertas itu dan membacanya dengan seksama tanpa ada kata yang terlewat.

"Aku nggak ingin terlalu banyak berhutang budi kepadamu," ungkap dara menatap Deo yang masih membaca berkas itu."Kenapa kamu melakukan semua ini?" Tanya dara dengan suara nyalang.

Deo menaruh kertas itu di atas mejanya, tatap wajahnya langsung menatap ke arah dara."Nggak ada yang salah Ra! Semua yang aku lakukan hanya semata-mata ingin membantu mu keluar dari jurang itu, aku nggak ingin kamu terlalu kepikiran bagaimana caranya membayar semua biaya itu," jawabnya santai.

"Tapi, itu semua di luar dari perjanjian kita Yo! Aku nggak mampu membayar semua itu secara langsung, apalagi keadaan mama sudah mulai membaik, aku nggak mau membuat mereka kepikiran dengan semua ini," ungkapnya.

Deo tersenyum."Kamu nggak perlu mengganti semua biaya itu, aku melakukan semua itu karena aku sadar akan kesalahan fatal yang telah aku lakukan kepada mu," jelasnya membuat dara tak mengerti.

"Maksud kamu?" Tanya dara tak mengerti dengan semua penjelasan Deo.

"Selama ini aku salah telah merebut harta yang telah kamu jaga dengan baik buat pria yang kamu cintai dan aku malah dengan mudah merenggutnya tanpa memikirkan keadaan mu selama ini," jelasnya tak menatap dara sama sekali,lalu beranjak berjalan beberapa langkah membelakangi dara."Aku tahu selama ini kamu terkekang dengan semua permintaan mama dan aku merasa bahwa selama ini kamu merasa tak nyaman saat ada di dekat ku, apalagi setelah malam itu terjadi karena permintaan ku yang membuat masa depan mu hancur karena ku," lanjutnya.

DEORANTAWhere stories live. Discover now