Part 5 : Gadis Lolipop

1.4K 101 11
                                    

Suara pukulan kayu terdengar bersahut-sahutan. Di ujung ruangan terlihat seorang anak laki-laki yang berambut cokelat terang dengan netra berwarna serupa yang sedang fokus melihat gadis berambut merah jahe yang kini sedang berjalan ke arahnya. Gadis itu menyodorkannya sebotol air minum dengan tambahan senyum manisnya.

Segera anak laki-laki itu menegak air yang diberikan si gadis. Di kejauhan, sekumpulan gadis-gadis seusia mereka menatap tajam sang pemilik mata cokelat terang itu. Tatapan mereka terfokus pada otot-otot yang tampak di balik balutan kaos putih yang basah oleh keringat itu. Ingin rasanya para gadis itu mengelap keringat yang mengalir dari laki-laki itu. Keberadaan gadis cantik yang tengah duduk di samping anak laki-laki tidak menyurutkan niat mereka.

“Jadi, bagaimana Freya? Kau sudah mulai beradaptasi selama setahun ini?” tanya Raka.

Well, kuakui cukup melelahkan untuk berpindah-pindah negara hanya untuk mendalami seni bela diri dari negara asalnya,” akunya “tapi seperti yang dikatakan paman Iwan, tidak akan sama mempelajari sesuatu tanpa mendengar, melihat, dan merasakan langsung dari tempat asalnya.”

“Wah! Ternyata kau sangat niat, yah! Saking niatnya sampai tidak punya waktu mengobrol dengan orang lain selain diriku! Please, aku tahu aku sangat menarik, Freya,” Raka tertawa, mencoba membuat Freya jengkel. Ia mulai khawatir dengan sikap tertutup gadis itu.

Freya menyeringai. “Kau konyol. Aku hanya tidak menginginkan kenangan bersama orang lain, lebih mudah bagiku jika aku tidak memiliki ingatan manis yang kelak akan menyakitiku jika aku sendirian lagi.” Kini pandangan Freya menatap lurus ke depan, pikirannya mulai menerawang.

Mendengar jawaban temannya yang begitu menyedihkan, laki-laki bermata cokelat itu mengacak-acak rambut Freya dan mengelusnya.

“Pertama-tama, kau tidak sendirian, kau punya aku dan ayahku. Kami tidak akan membiarkanmu merasakan kesepian yang menyesakkan lagi. Aku tahu kau telah melewati masa-masa kelam dalam hidupmu, tapi jangan jadikan itu sebagai alasan untuk menolak berinteraksi dengan orang lain. Kita dilahirkan ke dunia ini sebagai makhluk sosial. Dan kita sebagai makhluk-Nya wajib menjalani peran itu sebaik mungkin. Bahkan jika itu berarti hubungan yang  sangat singkat. Alangkah baiknya jika kita mensyukuri hal tersebut. Bagaimana nanti ke depannya itu urusan nanti, sebab kita tidak akan pernah tahu seperti apa masa depan.”

Freya membalasnya dengan senyum simpul. Lalu Raka meraih tangan Freya dan membimbingnya ke kerumunan gadis yang sedari tadi menatap mereka.

“Tung ... hentikan Raka!!” perintah Freya sambil mencoba melepaskan diri, namun tenaganya tidak sebanding dengan Raka. Seharusnya aku tadi lebih memperhatikan perkataan guru mengenai cara melepaskan diri dari lawan yang lebih kuat, batin Freya.

Langkah Raka terhenti di depan seorang gadis Cina yang sedang memegang lollipop, tampaknya gadis itu ketua kerumunan gadis yang kini sedang memandanginya lekat-lekat.

“Ada apa?” tanya si gadis lollipop.

“Berhubung kami akan berada di sini selama enam bulan ke depan, alangkah baiknya jika kita saling mengenal,” jawab Raka dengan senyuman.

“Hm ....” gadis itu berdiri seraya memperkenalkan teman-temannya satu per satu. “Aku Lin Fong, teman yang di sebelah paling kiriku Mimi, lalu So Young, Mey, Chun, Lim, dan Meirin.”

“Aku Raka Airo, dan dia Freya Leonara,” balas Raka sambil memperkenalkan Freya.

Teman gadis itu membisikkan sesuatu lalu Lin tersenyum dan mengangguk. “Tampaknya teman-temanku juga ingin lebih akrab dengan kalian, khususnya kau Raka,” Lin menatap Raka penuh arti, kemudian ia mengalihkan tatapannya pada Freya. “Freya, bagaimana jika kau ikut denganku mengelilingi tempat ini? Kuyakin kau tertarik melihat para senior yang sedang berlatih.”

Eye of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now